Equity World | Harga Emas Terkoreksi Pada Perdagangan Selasa (31/5) Pagi
Equity World | Harga emas terkoreksi pada perdagangan Selasa (31/5) pagi. Pukul 07.15 WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus 2022 di Commodity Exchange ada di US$ 1.854,80 per ons troi, turun 0,13% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 1.857,30 per ons troi. Equity World | Saham Asia Pasifik Variatif Jelang Data Tiongkok Harga emas terkoreksi, setelah naik pada pekan lalu di tengah pelemahan dolar. "Harga emas bertahan dengan sangat baik mengingat imbal hasil obligasi telah meningkat tajam tahun ini dan dolar telah menguat," kata analis Heraeus Metals Germany GmbH&Co dalam sebuah catatan seperti dikutip Bloomberg. "Jika harga bisa bertahan di atas US$ 1,800 per ons troi, maka mungkin emas bisa membuat keuntungan lebih lanjut jika inflasi tetap lebih tinggi dari yang diantisipasi," jelasnya. Pekan lalu, logam mulia naik di tengah tanda-tanda jalur pengetatan Federal Reserve mungkin tidak seagresif yang ditakuti. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi, yang digunakan The Fed untuk mengukur inflasi menunjukkan penurunan pada April dari Maret. Sementara risalah pertemuan terakhir bank sentral kurang hawkish dari yang diharapkan.
0 Comments
Equity World | Awal Pekan, Bursa Saham Asia Bangkit
Equity World | "Harapan, naif atau tidak, untuk jeda dalam siklus pengetatan Fed pada awal September terus bergema," kata kepala strategi valas Ray Attrill di NAB. Equity World | Harga Emas Terkoreksi di Awal Perdagangan Pekan Ini Sementara itu, analis Goldman Sachs, Zach Pandl menilai peluang The Fed yang kurang hawkish sudah cukup untuk melihat obligasi pemerintah AS rebound. Suasana pasar yang lebih stabil menekan mata uang safe haven dolar dan yen, sedangkan euro didorong oleh komentar hawkish dari pejabat Bank Sentral Eropa (ECB). "Data ekonomi AS tampaknya melambat, pejabat ECB memperdebatkan kenaikan suku bunga awal yang lebih cepat, dan perbedaan suku bunga di muka sudah mulai menguntungkan euro," terangnya. Adapun Euro bertahan di 1,0732 dolar AS setelah naik 1,6 persen minggu lalu ke level 1,0764 dolar AS. Indeks dolar AS berdiri di 101,68, setelah turun 1,3 persen minggu lalu untuk mencapai level terendah lima minggu di 101,43. Dolar lebih stabil terhadap yen di 127,25, setelah menemukan dukungan kuat di sekitar 126,37 dalam seminggu terakhir. Mundurnya dolar membantu emas dari posisi terendah baru-baru ini dan logam mulia tersebut diperdagangkan di USD1.850 per ons. Equity World | Lanjut, Harga Emas Masih Kuat Nanjak!
Equity World | Harga emas tetap menguat di tengah kencangnya arah kenaikan suku bunga acuan The Fed. Pada perdagangan Jumat (27/5/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.851,61 per troy ons. Menguat 0,09%. Equity World | Wall Street Melesat, Pasar Saham AS Menghentikan Reli Penurunan Mingguan Terpanjang Penguatan emas hari ini memutus tren negatif yang berlangsung selama Rabu dan Kamis (25-26 Mei 2022). Dalam sepekan, harga emas sudah menguat 0,32% secara point to point. Namun, dalam sebulan, harga emas melemah 1,8%. Penguatan emas hari ini terbilang luar biasa karena terjadi di tengah menguatnya tanda-tanda kebijakan agresif The Fed. Risalah dari pertemuan The Fed 3-4 Mei yang dirilis Rabu (25/51), menunjukkan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan menaikkan suku bunga ke tingkat yang cukup tinggi untuk memerangi lonjakan inflasi. The Fed mengisyaratkan akan mengerek suku bunga acuan masing-masing 50 bps pada Juni dan Juli tahun ini. Beberapa pejabat The Fed juga menginginkan suku bunga acuan dinaikkan pada September jika inflasi belum juga terkendali. Presiden The Fed St. Louis James Bullard menyerukan agar The Fed menaikkan suku bunga menjadi sekitar 3,5% tahun ini dari 0,75-1% pada saat ini. "Risalah The Fed tidak mengubah apapun. Pasar mulai menyadari bawah The Fed akan terus bersikap agresif untuk mengontrol inflasi. Pengetatan kebijakan bukan lagi imajinasi. Sangat jelas sekarang kalau suku bunga akan naik," tutur Bart Melek, dari TD Securities, seperti dikutip Reuters. Penguatan emas hari ini terbilang luar biasa karena terjadi di tengah menguatnya tanda-tanda kebijakan agresif The Fed. Risalah dari pertemuan The Fed 3-4 Mei yang dirilis Rabu (25/51), menunjukkan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan menaikkan suku bunga ke tingkat yang cukup tinggi untuk memerangi lonjakan inflasi. The Fed mengisyaratkan akan mengerek suku bunga acuan masing-masing 50 bps pada Juni dan Juli tahun ini. Beberapa pejabat The Fed juga menginginkan suku bunga acuan dinaikkan pada September jika inflasi belum juga terkendali. Presiden The Fed St. Louis James Bullard menyerukan agar The Fed menaikkan suku bunga menjadi sekitar 3,5% tahun ini dari 0,75-1% pada saat ini. "Risalah The Fed tidak mengubah apapun. Pasar mulai menyadari bawah The Fed akan terus bersikap agresif untuk mengontrol inflasi. Pengetatan kebijakan bukan lagi imajinasi. Sangat jelas sekarang kalau suku bunga akan naik," tutur Bart Melek, dari TD Securities, seperti dikutip Reuters. Equity World | Wall Street Bergerak Mixed, Nasdaq Terpuruk
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup beragam (mixed) dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Equity World | Wall Street Anjlok, Proyeksi Penurunan Pendapatan Snap Picu Aksi Jual Bursa saham terimbas langkah agresif bank sentral dalam mengekang inflasi yang tinggi sehingga mendorong ekonomi AS jatuh ke dalam resesi. Mengutip Antara, Rabu, 25 Mei 2022, indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 48,38 poin atau 0,15 persen, menjadi menetap di USD31.928,62 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 32,27 poin atau 0,81 persen, menjadi berakhir di USD3.941,48 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 270,82 poin atau 2,35 persen, menjadi USD11.264,45 poin. Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor jasa komunikasi dan teknologi masing-masing terpangkas 3,7 persen dan 1,57 persen. Sementara itu, sektor utilitas menguat 2,01 persen, melampaui sisanya. Ketiga indeks saham utama AS memangkas kerugian mereka dengan blue-chips Dow berubah positif. Meski begitu, S&P 500 berakhir hanya 2,2 poin. "Saat kami mundur dan mengakui katalis pasar utama, ini benar-benar tentang poros Fed dan perubahan suku bunga, yang telah memengaruhi harga-harga di seluruh pasar modal," kata direktur investasi senior Bill Northey. Sebagian besar aksi jual didorong oleh keuntungan dari Snap Inc, yang membuat saham perusahaan anjlok 43,1 persen, dan memicu penularan di seluruh segmen media sosial. Meta Platforms Inc, Alphabet Inc, Twitter Inc dan Pinterest Inc jatuh antara 5,0 persen dan 24 persen, dan sektor jasa komunikasi S&P 500 yang lebih luas merosot 3,7 persen. Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,78 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,33 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Equity World | Wall Street Menguat Terdorong Aksi Beli Investor
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Senin, 23 Mei 2022 seiring investor melakukan aksi beli terhadap saham yang tertekan seperti bank. Hal ini terjadi setelah indeks Dow Jones Industrial Average alami koreksi dalam delapan minggu berturut-turut. Equity World | Wall Street Menghijau: Dow Naik 600 Poin, Mencoba Pulih dari Aksi Jual Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 618,34 poin atau hampir dua persen ke posisi 31.880,24. Indeks S&P 500 naik sekitar 1,9 persen ke posisi 3.973,75. Indeks S&P 500 terpangkas 20 persen dari posisi tertingginya. Indeks Nasdaq bertambah 1,6 persen menjadi 11.535,28. Analis mengingatkan penguatan wall street yang terjadi juga harus dilihat berapa lama ketiga indeks acuan itu dapat mempertahankan levelnya. Investor telah berada di sini sebelumnya menyambut reli kecil selama gejolak pasar pada 2022. Meski demikian pelaku pasar juga bertanya-tanya kapan penguatan akan cukup kuat untuk membalikkan tren turun selama berbulan-bulan. “Impuls ini telah gagal beberapa kali selama beberapa minggu terakhir. Secara teknikal lebih tinggi untuk kinerja positif yang berkelanjutan mengingat semua hambatan seperti pertumbuhan yang melambat, valuasi yang meningkat, kenaikan suku bunga dan ketakutan akan resesi,” kata Analis Baird Ross Mayfield, dilansir dari CNBC, Selasa (24/5/2022). Sementara itu, Chief Investment MissionSquare Retirement, Wayne Wicker menuturkan, dengan begitu banyak saham turun signifikan pada 2022 tidak akan mengejutkan melihat penangguhan koreksi di wall street pada Senin, 23 Mei 2022. “Namun, dengan tantangan yang diberikan terkait dengan inflasi, kenaikan suku bunga dan peristiwa geopolitik saat kita memasuki bulan musim panas, investor harus hadapi volatilitas lanjutan dalam waktu dekat,” ujar Wicker. Saham JPMorgan naik 6,2 persen setelah bank mengharapkan untuk mencapai target pengembalian utama lebih cepat dari yang direncanakan, berkat kenaikan suku bunga memberikan dorongan pinjaman. Saham Citi juga menguat 6 persen seiring imbal hasil acuan surat berharga atau obligasi bertenor 10 tahun menguat pekan lalu. Saham Wells Fargo dan Bank of America masing-masing naik lebih dari 5 persen. Saham Ross Stores dan TJX juga mencatat penguatan terbesar yang masing-masing naik sekitar 9,6 persen dan 4,2 persen. Saham lainnya di sektor ini termasuk Costco, Dollar General, Norstrom dan Macy’s dijadwalkan untuk melaporkan kinerja pekan ini. Hal itu akan menjadi titik fokus utama bagi investor yang ingin melihat apakah permintaan tingkat tinggi tetap kuat dan apakah beberapa koreksi pekan lalu khusus untuk perusahaan. Saham VMWare melonjak lebih dari 24,9 persen setelah Bloomberg dan Reuters melaporkan produsen chip sedang dalam pembicaraan untuk akuisisi perusahaan layanan cloud, menurut sumber. Saham Broadcom turun 3,1 persen. Saham Electronic Arts naik 2,3 persen menyusul laporan produsen video game aktif mencari penjualan dan merger. Sentimen lain di wall street juga dorongan dari pernyataan Presiden AS Joe Biden. Ia sedang mempertimbangkan untuk kurangi tarif sejumlah produk yang diimpor dari China. "Saya sedang mempertimbangkannya. Kami tidak mengenakan tarif itu. Mereka dipaksakan oleh pemerintahan terakhir dan sedang dipertimbangkan,” ujar dia. Sementara itu, investor telah mencari tanda-tanda titik terendah seiring pasar jual saham mendekati pertengahan tahun 2022. Chief Investment Strategist Oppenheimer John Stoltzfus menuturkan, aksi jual yang buruk tidak jarang terjadi pada saat pengetatan kebijakan the Federal Reserve. "Pasar tampak terlalu menjual dengan penurunan besar bahkan memukul saham dengan arus kas dan profitabilitas yang kuat,” kata dia. Ia menuturkan, pihaknya tetap positif pada saham yang mendukung siklus ketimbang perusahaan teknologi menguntungkan dan defensif. “Kami mencari ekonomi dan pasar untuk berhasil keluar dari periode kecemasan dan krisis yang tinggi,” ujar dia. Saat ini indeks S&P 500 berada 17,5 persen dari rekor tertingginya. Sedangkan indeks Dow Jones turun 13,7 persen. Indeks Nasdaq susut 28,8 persen dari posisi tertinggi. “Investor mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan selalu mencoba menebak apa hasilnya. Investor dan pasar tidak menyukai ketidakpastian. Ini adalah periode di mana mereka tidak memiliki indikasi yang jelas tentang apa yang akan terjadi dengan tarikan antara inflasi dan ekonomi,” ujar Aviva Investors, Susan Schmidt. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |