Equity World | Cari Pengganti Ramsey, Arsenal Bidik Gelandang Argentina
Equity World | Nama Ever Banega sendiri sudah pernah diisukan merapat ke Arsenal. Ia dikabarkan menjadi salah satu target transfer Unai Emery di musim panas kemarin. Namun pada akhirnya, Arsenal gagal mendatangkan Banega. Akan tetap Unai Emery masih belum menyerah untuk mendatangkan gelandang Timnas Argentina tersebut. Dilansir The Sun, Emery akan kembali mengejar Banega di bulan Januari nanti. Sang gelandang bahkan dijadikan sebagai prioritas transfer The Gunners di bursa transfer musim dingin nanti. Alasan mengapa Emery memutuskan untuk mengejar kembali mantan anak asuhnya itu karena ia akan kehilangan sosok Aaron Ramsey. Gelandang Timnas Wales itu dikabarkan enggan memperpanjang kontraknya di London Utara. Alhasil manajemen Arsenal berencana menjualnya di bulan Januari mendatang agar tidak kehilangannya secara cuma-cuma di akhir musim nanti. Emery sendiri membutuhkan sosok pemain berkualitas di lini tengahnya. Untuk itu ia merasa sosok Banega yang pernah ia latih di Sevilla cocok menggantikan peran Ramsey. Peluang Arsenal untuk mendapatkan Banega cukup terbuka lebar. Pasalnya sang pemain disebut ingin pergi dari Sevilla musim depan. Petinggi Juventus: Dybala Belum Lupa Cara Bermain Sepakbola | Equity World Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World Sang pemain kabarnya enggan memperpanjang kontraknya di Sevilla yang habis tahun depan. Ia ingin mencari tantangan baru dalam kareirnya, dan ia melihat Arsenal sebagai opsi yang bagus. Sevilla sendiri tidak punya pilihan lain selain menjual Banega di bulan Januari nanti jika tidak ia bisa pergi dengan cuma-cuma di musim panas tahun depan. Sevilla kabarnya tidak mematok harga yang mahal untuk sang pemain. Banega kabarnya bisa didapatkan Arsenal dengan transfer 18 juta pounds saja. Equity World
0 Comments
Equity World | Cristiano Ronaldo Dikartu Merah, Lippi: Wasit Berhalusinasi
Equity World | Marcello Lippi benar-benar heran melihat Cristiano Ronaldo diganjar kartu merah oleh wasit kala menghadapi Valencia, Kamis (20/9/2018). Bagi mantan pelatih Juventus itu, sang pemimpin pertandingan sedang mengalami halusinasi. Cristiano Ronaldo secara mengejutkan diusir keluar lapangan di laga perdana Liga Champions. Padahal, bintang asal Portugal itu hanya memegang rambut bek Valencia, Jeison Murillo, yang bereaksi berlebihan saat terjatuh. Namun, insiden yang terjadi di menit ke-29 itu tidak mengganggu performa Juventus. Walau bermain dengan 10 orang, skuat besutan Massimiliano Allegri tersebut berhasil menang 2-0. Beragam reaksi terlihat usai pertandingan, namun banyak yang sepakat bahwa Cristiano Ronaldo seharusnya tidak mendapat kartu merah. Lippi pun setuju dengan hal itu dan menganggap wasit sedang mengalami halusinasi. "CR7 mendapatkan kartu merah karena seseorang sedang mengalami halusinasi," ujar Lippi kepada Tuttosport baru-baru ini. "Anda tidak bisa mengorbakan pertandingan, dan di atas semuanya, sebuah kompetisi dengan situasi seperti itu, yang bisa saja menghasilkan larangan bermain dua pertandingan," tambahnya. Dipecundangi Lyon, Pemain Manchester City Mengomel di Ruang Ganti | Equity World Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World Minta UEFA Mengaku Salah Lippi benar-benar tidak habis pikir dengan keputusan wasit. Ia menuntut UEFA untuk segera mengaku salah dan segera mengimplementasikan VAR ke Liga Champions dalam waktu dekat. "Sekarang UEFA harus keluar dan berkata, 'Tuan-tuan sekalian, kami salah.' Anda tak bisa lagi kembali karena Ronaldo telah diganjar kartu merah dan pertandingan sudah usai, tetapi hukumannya akan menjadi absurd," lanjutnya. "Kartu merah itu seharusnya tidak ada dan kami dengan segera mengimplementasikan VAR ke Liga Champions," tutupnya. Sejauh ini, keputusan mengenai hukuman Ronaldo masih belum diketahui. Namun menurut beberapa laporan, pemain berumur 33 tahun tersebut bisa terkena larangan bermain sebanyak tiga pertandingan. Equity World Equity World | Absen di FIFA Awards, Ronaldo dan Messi Dikritik
Equity World | Malam penghargaan FIFA digelar semalam, Senin (24/9/2018). Yang jadi sorotan adalah absennya bintang Barcelona Lionel Messi dan pemain Juventus Cristiano Ronaldo pada acara tersebut. Ronaldo dan Messi dalam beberapa tahun terakhir bergantian menjadi peraih Pemain Terbaik Dunia FIFA. Untuk penghargaan tahun 2018 ini, dominasi Ronaldo dan Messi harus berakhir. Gelandang Real Madrid Luka Modric yang terpilih sebagai pemain terbaik dunia. Untuk pertama kalinya ada pemain Kroasia yang menang penghargaan ini. Absennya Ronaldo dan Messi tepat saat mereka tidak memenangi penghargaan menuai kritik pedas dari Fabio Capello. Eks pelatih Juventus itu menyesalkan keduanya memilih tak datang. "Kurangnya rasa hormat bila mereka tidak datang. Ketika Oscar tiba, mereka (nominasi) semua ada disana. Mungkin mereka sudah menang terlalu sering dan mereka tidak suka kalah," kata Capello kepada Mundo Deportivo. MU Melempem, Lampard: Mourinho Tetap The Special One | Equity World Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World "Tapi kamu harus berbaik hati ketika kamu kalah, sama seperti ketika kamu menang," sindir Capello. Messi memilih absen pada acara yang digelar di London itu karena asal keluarga. Sedangkan Ronaldo tidak dapat hadir karena berbenturan dengan jadwal pertandingan Juventus. I Bianconeri akan menjalani pertandingan pada Rabu (26/9/2018) dan hanya berselisih dua hari dari acara penghargaan. Equity World Equityworld Futures | Valentino Rossi Sindir Yamaha
Equityworld Futures | Valentino Rossiberharap rekor baru gagal menang secara beruntun di MotoGP melecut Yamaha segera beraksi membenahi diri. Saat ini, Yamaha mencatatkan paceklik kemenangan dalam 23 balapan beruntun. Pada MotoGP Aragon, Minggu (23/9/2018), Rossi yang start dari posisi ke-17, finis di posisi kedelapan. Rekan setimnya, Maverick Vinales, tercecer di urutan ke-10. Dua pembalap tim satelit Yamaha, Johann Zarco dan Hafizh Syahrin, juga mengalami akhir pekan yang mengecewakan, hanya finis di posisi ke-14 dan 18. Rangkaian 23 balapan tanpa kemenangan memecahkan rekor terburuk Yamaha pada 1996-1998. Saat itu, tim yang bermarkas di Iwata itu paceklik kemenangan dalam 22 pertandingan beruntun. Ditanya soal rekor buruk tersebut, Rossi menjawab dengan sindiran. "Saya berharap ini penting bagi Yamaha untuk bereaksi. Mungkin bos-bos melihat angka dan seseorang bertanya 'mengapa'," kata Rossi, seperti dilansir Motorsport. Head to Head Timnas Indonesia U-16 Vs Vietnam U-16, Garuda Asia Tak Terkalahkan | Equityworld Futures Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures Pembalap Italia tersebut menambahkan setelah kualifikasi timnya berhasil membuat perbaikan yang membuatnya cukup nyaman selama balapan. Efeknya, Rossi membungkam keraguan beberapa pihak bahwa dirinya bisa finis di urutan 10 besar. "Kami mencoba beberapa perubahan besar di motor. Saya merasa lebih baik setelah pemanasan. Pada akhirnya, balapan tak terlalu buruk bagi saya," ujar Valentino Rossi. Equityworld Futures |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |