Equity World | Wall Street Menguat Jelang Pertemuan The Fed
Equity World | Wall Street ditutup menguat pada hari Jumat (28/10), didorong oleh proyeksi pendapatan emiten yang lebih baik dan mampu mendorong kegiatan investasi, seiring dengan pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang akan diadakan pekan ini. Equity World | Ada The Fed Pekan Ini, Harga Emas Bakal Anjlok Lagi? Semua indeks utama AS berakhir naik lebih dari 2,5 persen, dengan indeks S&P dan Nasdaq mencatat kenaikan tertinggi dalam beberapa minggu berturut-turut. Dow Jones juga mencatat kenaikan selama empat minggu berturut-turut, dengan persentase kenaikan tertinggi selama Mei 2022. Dikutip dari Reuters, Senin (31/10), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 828,52 poin, atau 2,59 persen, menjadi 32.861,8, S&P 500 (.SPX) naik 93,76 poin, atau 2,46 persen, menjadi 3.901,06 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 309,78 poin, atau 2,87 persen, menjadi 11.102,45. Saham teknologi lainnya, Intel Corp (INTC.O) melonjak 10,7 persen setelah memangkas proyeksi pendapatan di akhir tahun ini, sementara Twitter Inc yang telah dihapus dari Bursa Efek New York, menutup buku pasca pembelian perusahaan sosial media tersebut oleh CEO Tesla Inc (TSLA.O) Elon Musk senilai USD 44 miliar. Volume di bursa AS saat 11,26 miliar saham, lebih kecil dibanding rata-rata 11,53 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
0 Comments
Equity World | Harga Emas Dunia Kembali Melemah Imbas Aksi Ambil Untung dan Tekanan Dolar AS10/28/2022 Equity World | Harga Emas Dunia Kembali Melemah Imbas Aksi Ambil Untung dan Tekanan Dolar AS
Equity World | turun dalam perdagangan yang fluktuatif pada Kamis, karena penguatan dolar AS. Equity World | Saham Asia-Pasifik Jumat (28/10) Pagi Anjlok Jelang Pengumuman BOJ Mengutip CNBC, Jumat (8/10/2022) harga emas di pasar spot melemah 0,2 persen menjadi USD1.661,25 per ounce pada pukul 24.41 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,2 persen lebih rendah menjadi USD1.665,60. "Emas tampaknya fokus pada dolar dan teknikal di sini, bersama dengan elemen ambil untung dari kemarin," kata Bart Melek, analis TD Securities. Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat 0,6 persen terhadap sekeranjang pesaingnya setelah jatuh ke level terendah lebih dari satu bulan di sesi terakhir, membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Data menunjukkan ekonomi Amerika rebound lebih dari ekspektasi pada kuartal ketiga di tengah penurunan defisit perdagangan, kembali ke pertumbuhan setelah berkontraksi pada paruh pertama tahun ini. Namun, pengeluaran konsumen tertahan oleh kenaikan suku bunga The Fed yang agresif. Pasar memperkirakan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada pertemuan kebijakan 1-2 November, dengan potensi kenaikan yang lebih kecil di Desember. Kenaikan suku bunga Amerika meningkatkan opportunity cost memegang emas dengan imbal hasil nol. "Mungkin terlalu dini untuk berbicara tentang menghentikan kenaikan suku bunga...kami tidak memperkirakan pembalikan karena inflasi akan terus menjadi masalah sepanjang tahun depan," papar Melek. Selain pertemuan kebijakan moneter AS pekan depan, investor akan fokus pada rilis data personal income Amerika untuk periode September, Jumat, yang akan mencakup pembacaan terbaru dari ukuran inflasi yang diawasi ketat oleh The Fed. Equity World | Siap-Siap, Harga Emas di Pegadaian Bakal Nanjak!
Equity World | Harga emas dunia sedang dalam tren kenaikan, hal ini tentunya akan mempengaruhi harga emas batangan di dalam negeri. Equity World | Wall Street Koreksi karena Laporan Perusahaan Teknologi Mengecewakan Di Pegadaian, beberapa harga emas batangan sudah mengalami kenaikan. Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS berbagai ukuran dan satuan. Harga emas Antam standar dan batik stagnan pada perdagangan Kamis (27/10/2022). Ukuran 1 gram hari ini masing-masing dibanderol Rp 926.000/batang dan Rp 1.131.000/batang. Pegadaian menjual emas Antam standar mulai ukuran 0,5 gram sampai 1.000 gram, sementara emas Antam batik hanya tersedia ukuran 0,5 gram, 1 dan 8 gram. Kemudian emas Antam retro hari ini mengalami kenaikan harga. Ukuran 1 gram dijual Rp 943.000/batang, naik dari sebelumnya Rp 934.000/batang. Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, dimana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018. Pegadaian menjual Antam retro mulai ukuran 0,5 gram sampai 1.000 gram. Terakhir ada emas UBS yang harganya juga naik. Ukuran 1 gram dijual Rp 934.000/batang, naik dari Rabu kemarin Rp 926.000/batang. Besok ada peluang harga emas di Pegadian akan kembali naik melihat harga emas dunia yang mampu melesat 0,7% pada perdagangan Rabu kemarin. Pagi ini, tercatat kembali naik 0,2%. Kenaikan emas dunia tersebut terjadi setelah indeks dolar Amerika Serikat (AS) jeblok hingga lebih dari 1% menyusul adanya harapan bank sentral AS (The Fed) akan mengendurkan laju kenaikan suku bunga. Sebelumnya Wall Street Journal (WSJ) melaporkan beberapa pejabat The Fed mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera. "Artikel Wall Street Journal yang menyebutkan laju kenaikan suku bunga sedang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters Jumat lalu. Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan. Ia menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana laju kenaikan suku bunga harus diperlambat. Equity World | Wall Street Ditutup Melesat Dipengaruhi Imbal Hasil Obligasi
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street ditutup naik tajam pada penutupan perdagangan Selasa (25/10). Hal ini dipicu oleh data ekonomi yang lemah mengisyaratkan bahwa kebijakan agresif The Fed mulai berlaku, sementara penurunan imbal hasil obligasi mendorong momentum reli. Equity World | Hari yang Tak Biasa, Harga Emas dan Dolar Melemah Bersamaan Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 337,12 poin atau 1,07 persen menjadi 31.836,74, S&P 500 (.SPX) naik 61,77 poin atau 1,63 persen menjadi 3.859,11 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 246,50 poin atau 2,25 persen menjadi 11.199,12. Ketiga indeks saham utama AS mengalami kenaikan pada sesi ketiga secara berturut-turut dengan megacaps terkemuka di pasar yang memberikan kekuatan paling besar. Adapun S&P 500 telah merebut kembali sekitar 8 persen dari penutupan pada 12 Oktober lalu. Kepala Riset Pasar Modal di US Bank Wealth Management, Bill Merz melihat terdapat peningkatan diskusi tentang titik terang untuk kenaikan suku bunga Fed. Ia juga memperingatkan bahwa tidak akan diketahui dalam beberapa waktu apakah inflasi yang tinggi selama beberapa dekade ini menunjukkan secara tegas bahwa The mencapai targetnya. "Kami melihat sedikit penangguhan dalam dolar dan imbal hasil obligasi jangka panjang telah turun sedikit," ujar Merz. "Faktor-faktor itu digabungkan untuk memberikan ruang bagi sedikit reli," tambahnya. Di sisi lain, imbal hasil Treasury 10-tahun membuat harapan baru bahwa The Fed dapat mulai mengurangi pertempurannya melawan inflasi. Meski begitu, terdapat berbagai pendapat dan perkiraan suram mengenai kondisi pasar. Tidak hanya itu, rentetan kenaikan suku bunga dari The Fed mulai terasa. Hal ini juga meningkatkan harapan bahwa bank sentral dapat menarik kembali ukuran kenaikan suku bunga setelah keputusannya pada November mendatang. Data ekonomi pada hari Selasa lalu menunjukkan pertumbuhan harga rumah yang melambat dan kepercayaan konsumen yang memburuk. Tanda-tanda pelemahan ekonomi seperti itu biasanya tidak menunjukkan risiko melainkan sebagai bukti meredanya sikap hawkish Fed. Menurut alat FedWatch CME, pasar keuangan hampir terbagi rata akibat adanya kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral pada Desember yang diprediksi akan berkurang menjadi 50 basis poin setelah serangkaian kenaikan 75 basis poin. Equity World | Harga Emas Hari Ini Loyo, Ternyata Ini Penyebabnya
Equity World | Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Equity World | Eropa Kacau Balau, Bursanya Malah Kompak Terbang Kenaikan USD menjadi penyebab emas menghentikan kenaikan selama dua sesi berturut-turut, tetapi logam kuning masih bertahan di atas level psikologis USD 1.650. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir USD 2,20 atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada USD 1.654,1 per ounce, setelah mencapai level terendah sesi di USD 1.648,00. Pekan lalu, emas berjangka meningkat USD 7,40 atau 0,50 persen, setelah pekan sebelumnya kehilangan lebih dari USD 60 atau 3,50 persen. Dikutip dari Antara, emas berjangka melonjak USD 19,50 atau 1,19 persen menjadi USD 1.656,30 pada Jumat (21/10), setelah terdongkrak USD 2,60 atau 0,16 persen menjadi USD 1.636,80 pada Kamis (20/10). USD naik tipis pada perdagangan Senin (24/10) meskipun ada dugaan intervensi valuta asing lain oleh Jepang, dan sempat berubah negatif, setelah data PMI awal S&P menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada Oktober. Namun, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS mendukung emas. Emas menemukan dukungan tambahan karena S&P Global melaporkan pada Senin (24/10) bahwa Indeks Output Komposit PMI (Indeks Manajer Pembelian) AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, turun menjadi 47,3 pada Oktober dari pembacaan akhir 49,5 pada September. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |