Equityworld Futures | AS-China Zonk! Harga Emas Siap Menguat
Equityworld Futures | Harga emas global merangkak naik pagi ini menyusul kabar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengesahkan undang-undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong Pagi ini Kamis (28/11/2019), emas diperdagangkan di harga US$ 1.457/troy ons. Harga emas mengalami apresiasi sebesar 0,2% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin. Sejak 20 November pekan lalu, harga emas cenderung terkoreksi. Kemarin (27/11/2019), Presiden AS Donald Trump resmi menandatangani UU penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang sebelumnya telah disetujui oleh Kongres AS. "Saya menandatangani UU ini sebagai bentuk rasa hormat saya terhadap Presiden Xi (Jinping), China dan rakyat Hong Kong" kata Trump dalam sebuah keterangan resmi yang dirilis Gedung Putih, mengutip Reuters. Presiden Trump juga menambahkan. "UU ini disahkan dengan harapan pemimpin serta perwakilan China dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai sehingga dapat memnciptakan kemakmuran bagi semua". Perlu diketahui bersama, UU tersebut memuat poin-poin yang mengatur sanksi bagi pihak yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong. Tindakan Trump ini berpotensi membuat hubungan Washington dan Beijing kembali memanas. Sebelumnya China telah mewanti-wanti AS untuk tidak mencampuri urusan dalam negerinya. Equityworld Futures Ilmuwan Eropa Buktikan Ada Emas dalam Limbah Selokan | Equityworld Futures "Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya. Berhentilah mengintervensi Hong Kong dan ikut campur dengan urusan dalam negeri China," tegas Zheng Zeguang, Wakil Menteri Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters. Kabar ini memicu keraguan bahwa damai dagang akan segera terwujud setelah AS-China yang mengumbar kemesraan akhir-akhir ini. Kedua belah pihak dikabarkan semakin dekat dengan kesepakatan dagang fase-I. Namun nyatanya sikap AS ini berpotensi memicu pudarnya romansa yang dibangun belakangan ini. Adanya kekhawatiran hubungan AS-China kembali memanas, membuat investor ambil ancang-ancang. Investor siap kembali berburu aset-aset minim risiko seperti emas. Emas banyak diminati ketika kondisi ekonomi dan politik global sedang tidak kondusif seperti sekarang ini. Ketika investor kembali melirik si logam mulia, harga emas berpotensi terkerek naik.
0 Comments
Equityworld Futures | Wall Street Cetak Rekor Lagi, Ini Pendorongnya
Equityworld Futures | Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berhasil mencetak rekor untuk hari ketiga berturut-turut meskipun volume perdagangan cenderung sepi menjelang libur Thanksgiving. Berdasarkan data Reuters, pada perdagangan Rabu (27/11/2019), indeks S&P 500 ditutup menguat 0,42 persen di level 3.153,65, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,15 persen ke posisi 28.164, dan indeks Nasdaq Composite berakhir menanjak 0,66 persen di level 8.705,18. Reli ketiga indeks saham utama tersebut didorong laporan bahwa pertumbuhan ekonomi AS sedikit meningkat pada kuartal III/2019, alih-alih melambat seperti yang dilaporkan sebelumnya. Sementara itu, peningkatan yang stabil dalam belanja konsumen pada bulan Oktober menunjukkan ekonomi mungkin akan mempertahankan laju pertumbuhan moderat pada kuartal keempat. “Dari sudut pandang makro, laporan itu benar-benar sesuai dengan narasi kondisi yang terus tumbuh namun lambat,” ujar Bill Northey, direktur investasi senior di US Bank Wealth Management. “Hal itu menghindari sebagian kekhawatiran bahwa ini mungkin lebih dari sekadar perlambatan tren yang kita hadapi selama kuartal yang lalu,” paparnya. Data juga menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS mencatat peningkatan terbesar dalam sembilan bulan pada Oktober. Data ekonomi yang tersebut menambah optimisme pasar setelah komentar Presiden Donald Trump pada Selasa (26/11) bahwa Amerika Serikat berada dalam tahap akhir dalam upaya mencapai kesepakatan dengan China. Equityworld Futures Sempat Dibuka Menguat, Wall Street Bergerak Variatif | Equityworld Futures Bursa AS telah berulang kali mencetak rekor level tertingginya bulan ini didorong harapan untuk kesepakatan perdagangan AS-China, musim laporan laba perusahaan kuartal ketiga yang sebagian besar melampaui ekspektasi, dan sikap The Fed yang terkesan dovish soal suku bunga. Indeks S&P 500 kini telah mencetak rekor level penutupan tertinggi dalam lima dari sembilan sesi perdagangan terakhir. Volume perdagangan pada Rabu (27/11/2019) relatif di antara yang terendah tahun ini menjelang libur Thanksgiving pada Kamis (28/11/2019). Aktivitas perdagangan pasar saham akan tutup lebih awal pada Jumat (29/11/2019). Equityworld Futures | Meski Wall Street Cetak Rekor, Bursa Asia Masih Campur Aduk
Equityworld Futures | Bursa saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan pagi ini. Meskipun perkembangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China tampak lebih optimistis, tapi investor masih cenderung hatui-hati. Bursa saham Jepang pagi ini bergerak di zona hijau dengan menguat 0,33%, demikian pula indeks Kospi di Korea naik 0,32% dan STI di Singapur naik 0,15%. Namun bursa saham China, seperti bursa Shenzen tercatat terkoreksi 0,4% dan Hang Seng di Hong Kong turun 0,1%. Dini hari tadi indeks Wall Street kembali ditutup menyentuh rekor penutupan tertinggi baru pada hari Selasa dan memicu kepercayaan pada perdagangan Asia. Pernyataan Presiden A.S. Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa AS dan China hampir mencapai kesepakatan pada fase pertama dari perjanjian perdagangan. Kesepakatan antara dua kekuatan utama ekonomi dunia tersebut disampaikan melalui telepon dan setuju untuk terus bekerja pada masalah yang tersisa. Namun Trump mengatakan Washington sedang "bergejolak" dalam menyelasaikan kesepakatan perdagangan dengan Beijing. Pasalnya dukungan AS untuk pengunjuk rasa di Hong Kong, dipandang sebagai titik sakit bagi Beijing. Namun demikian, komentar itu cukup untuk mengimbangi data ekonomi AS, yang menunjukkan kontraksi bulanan keempat berturut-turut dalam kepercayaan konsumen dan penurunan tak terduga dalam penjualan rumah baru. Equityworld Futures Isu AS-China 'Digoreng' Lagi, Bursa Saham Asia Melemah | Equityworld Futures Beberapa analis mengatakan bahwa penurunan imbal hasil obligasi A.S. pada hari Selasa juga menunjukkan lebih banyak penjelasan mekanis di luar perdagangan untuk kenaikan harga ekuitas. "Ini memperkuat gagasan bahwa itu adalah the Fed pump-priming untuk meminyaki roda likuiditas pasar yang mendorong kedua gerakan ini," Greg McKenna, Strategist di McKenna Macro, seperti dikutip dari Reuters. Pada hari Selasa, Dow Jones Industrial Average naik 0,2% menjadi 28.121,68, S&P 500 naik 0,22% menjadi 3.140,52 dan Nasdaq Composite menguat 0,18% menjadi 8.647,93. Ketiga indeks ini mencatat rekor penutupan tertinggi. Equityworld Futures | AS-China Segera Teken Kesepakatan Dagang, Bursa Asia Menguat
Equityworld Futures | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (26/11/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei naik 0,68%, indeks Shanghai menguat 0,22% ke level 2.912,52, indeks Hang Seng terapresiasi 0,71%, indeks Straits Times terkerek 0,19%, dan indeks Kospi bertambah 0,27%. Optimisme terkait damai dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Dalam publikasi yang dirilis pada akhir pekan kemarin, China mengumumkan bahwa pihaknya akan menaikkan besaran denda bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran di bidang hak kekayaan intelektual, seperti dilansir dari CNBC International. Seperti yang diketahui, pelanggaran dalam hal hak kekayaan intelektual merupakan salah satu faktor dibalik meletusnya perang dagang AS-China. Sebelumnya, China bersikukuh supaya AS tak menguatk-atik masalah ini dan fokus terhadap masalah yang menurut mereka lebih mudah untuk dibenahi yakni defisit neraca dagang AS dengan China. Kini, melunaknya China di bidang hak kekayaan intelektual dengan membebankan denda yang lebih tinggi bagi sang pelanggar menunjukkan bahwa Beijing semakin membuka diri untuk meneken kesepakatan dagang tahap satu dengan AS. Lebih lanjut, Global Times yang merupakan koran milik Partai Komunis mengatakan bahwa AS dan China kini tengah mendekati kesepakatan dagang tahap satu. Kemudian, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari pemilihan kepala daerah yang digelar di Hong Kong. Pemilihan kepala daerah tersebut telah secara luas dipandang sebagai barometer sentimen publik, yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi demonstrasi berkepanjangan di kota ini. Equityworld Futures Harga Emas Antam Turun Rp 4.000 Jadi Rp 743.000/Gram | Equityworld Futures Hasilnya, kandidat yang pro demokrasi dikabarkan keluar sebagai pemenang. Mereka memperoleh mayoritas suara dengan meraih 333 dari total 425 kursi yang diperebutkan, sedangkan kandidat yang pro China hanya memenangkan 52 kursi. Untuk diketahui, demonstrasi berkepanjangan di Hong Kong telah resmi membawanya memasuki periode resesi. Pada akhir bulan lalu, Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong merilis pembacaan awal untuk data pertumbuhan ekonomi periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Lantaran pada kuartal II-2019 perekonomian Hong Kong sudah terkontraksi sebesar 0,4% secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi yang kembali negatif secara kuartalan pada kuartal III-2019 resmi membawa Hong Kong mengalami resesi untuk kali pertama sejak tahun 2009, kala krisis keuangan global menerpa. Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut. Equityworld Futures | AS-China Lagi, Lagi-lagi AS-China, Kapan Kelarnya?
Equityworld Futures | Dari Wall Street, tiga indeks utama juga mengalami koreksi. Secara mingguan, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,46% point-to-point. Dalam periode yang sama, S&P 500 dan Nasdaq Composite melemah masing-masing 0,33% dan 0,25%. Seperti halnya di Asia, bursa saham New York juga grogi akibat hubungan AS-China yang maju-mundur. "Padahal tanpa ketidakpastian, indeks S&P 500 mungkin sudah naik 12% dalam dua tahun terakhir," sebut peneliti Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Dallas Pavel Kapinos dan Alex Musatov, seperti dikutip dari Reuters. Akan tetapi, sebenarnya ada harapan karena Wall Street ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan. DJIA naik 0,39%, S&P 500 menguat 0,22%, dan Nasdaq bertambah 0,16%. Lagi-lagi muncul sinyal positif dari relasi Washington-Beijing. Presiden Trump dalam wawancara dengan Fox News Channel mengatakan bahwa kesepakatan dagang AS-China mungkin sudah dekat. "Kita akan segera memperoleh kesepakatan dengan China, mungkin sudah dekat. Kami mendukung Hong Kong, tetapi saya juga mendukung Presiden Xi (Jinping). Beliau sahabat saya, seorang yang luar biasa," kata Trump dalam acara tersebut, seperti diberitakan Reuters. Equityworld Futures Duh! Aksi Jual Emas Mulai Muncul, Ini Potensi Penurunannya | Equityworld Futures Robert O'Brien, Penasihat Pertahanan Gedung Putih, mengungkapkan bahwa perjanjian damai dagang AS-China Fase I bisa diteken pada akhir tahun ini. Namun, itu bukan berarti AS akan abai terhadap isu hak asasi manusia di Hong Kong. "Kami berharap bisa mencapai kesepakatan pada akhir tahun, saya masih merasa itu mungkin. Pada saat yang sama, kami juga tidak bisa menutup mata atas apa yang terjadi di Hong Kong atau Laut China Selatan atau wilayah lainnya di mana aktivitas China dinilai mengkhawatirkan," papar O'Brien, seperti diwartakan Reuters. Walau isu Hong Kong bisa menjadi ganjalan, tetapi setidaknya ada harapan AS-China bisa menandatangani perjanjian dagang. Semoga sentimen ini mampu bertahan lama sehingga membuat pasar keuangan Asia kembali ceria. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |