Equity World | Ekonomi AS Melambat, Harga Emas Kian Naik
Equity World | Harga emas sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan sehari sebelumnya meski masih bercokol di bawah level psikologis 2.000 dolar AS, karena data ekonomi AS yang lebih rendah dari perkiraan mendorong permintaan safe-haven terhadap logam kuning. Equity World | Dampak Facebook, Wall Street Hijau Meski Ekonomi AS Longsor Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Divisi Comex New York Exchange, terkerek 3,00 dolar AS atau 0,15% menjadi ditutup pada 1.999,00 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.013,30 dolar AS dan terendah di 1.982,00 dolar AS. Emas berjangka tergelincir 8,50 dolar AS atau 0,42% menjadi 1.996,00 dolar AS pada Rabu (26/4), setelah terdongkrak 4,70 dolar AS atau 0,24% menjadi 2.004,50 dolar AS pada Selasa (25/4), dan menguat 9,30 dolar AS atau 0,47% menjadi 1.999,80 dolar AS pada Senin (24/4). Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis (27/4) bahwa produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat tahunan 1,1% pada kuartal pertama 2023, turun dari tingkat pertumbuhan 2,6% dalam tiga bulan terakhir tahun 2022 dan juga lebih rendah dari perkiraan 2,00% oleh para ekonom. Data yang lebih rendah dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran tentang potensi resesi ekonomi. Dolar AS menguat setelah rilis data yang menghambat kenaikan emas lebih lanjut. Data ekonomi lainnya yang dirilis Kamis (27/4) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS mencapai 230.000 dalam pekan yang berakhir 22 April, turun 16.000 dari minggu sebelumnya. National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa indeks penjualan rumah tertunda AS, indikator utama penjualan rumah berdasarkan penandatanganan kontrak, turun 5,2% menjadi 78,9 pada Maret, penurunan pertama kali dalam empat bulan. Para ekonom memperkirakan indeks naik 0,5%. Sementara itu, pertemuan kebijakan Federal Reserve dijadwalkan minggu depan. Namun terlepas dari tanda-tanda pertumbuhan yang melambat, beberapa pejabat Fed menyerukan kenaikan suku bunga lagi tahun ini, terutama karena inflasi tetap jauh di atas kisaran target bank sentral. Skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi emas dan logam lainnya, mengingat hal itu mendorong peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 13,80 sen atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 25,209 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 12,80 dolar AS atau 1,16 persen, menjadi menetap pada 1.093,20 dolar AS per ounce.
0 Comments
Equity World | Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (26/4), Simak Sentimen yang Menyeretnya4/27/2023 Equity World | Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (26/4), Simak Sentimen yang Menyeretnya
Equity World | JAKARTA. Bursa Asia cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Rabu (26/4), pukul 08.21 WIB, indeks Nikkei 225 melemah 0,26% ke 28.545,45. Sedangkan indeks Hang Seng dibuka turun 0,49% ke 19.520,97. Equity World | Bursa Asia Terseok-seok, Waswas Krisis Perbankan Muncul Lagi Sementara itu, indeks Taiex melemah 0,17% ke 15.343,95 dan indeks Kospi menguat tipis 0,06% menjadi 2.490,58. Serupa, indeks S&P/ASX 200 melemah 0,31% ke 7.299. Di sisi lain, FTSE Straits Times turun 0,13% ke 3.292,23 dan FTSE Malay melemah 0,22% menjadi 1.422,21. Bursa saham Asia dibuka melemah pada perdagangan pagi ini karena kekhawatiran terhadap perbankan kembali menyala di Wall Street. Pada bursa saham Amerika Serikat, saham First Republic Bank anjlok lebih dari 49% setelah bank regional tersebut membukukan hasil kuartalan terbarunya pada Senin (24/4) malam. Di mana simpanan bank turun 40% menjadi US$ 104,5 miliar pada kuartal pertama tetapi sejak itu stabil. Alhasil indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,02%, indeks S&P 500 melemah 1,58% dan indeks Nasdaq Composite turun 1,98%. Investor juga akan mengamati dengan cermat angka inflasi bulan Maret di Australia, diperkirakan sebesar 6,5% dibandingkan dengan angka bulan Februari sebesar 6,8%. Equity World | Sekadar Mengingatkan, Begini Posisi IHSG dan Pasar Saham Sebelum Cuti Bersama4/26/2023 Equity World | Sekadar Mengingatkan, Begini Posisi IHSG dan Pasar Saham Sebelum Cuti Bersama
Equity World | Bursa saham Indonesia libur dalam sepekan terakhir pada 19-25 April dalam rangka cuti bersama Idul Fitri 2023. Pada perdagangan terakhir, Selasa (18/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,50% atau 34,22 poin ke 6.821,81. Equity World | Pasar Asia-Pasifik Diperkirakan akan Anjlok Dipicu Krisis Perbankan AS Di perdagangan sebelum libur, nilai transaksi bursa mencapai Rp 11 triliun dengan volume transaksi 14,49 miliar saham. Meski nilai transaksi lebih tinggi ketimbang rata-rata harian sejak awal tahun sebesar Rp 10,15 triliun, volume transaksi justru mengecil ketimbang rata-rata harian sejak awal tahun yang mencapai 17,80 miliar. Meski menguat sebelum Lebaran, IHSG masih tercatat turun 0,42% sejak awal tahun. Saham-saham kelas kakap memimpin pergerakan IHSG sejak awal tahun. Buktinya, indeks LQ45, IDX30, dan IDX80 yang mayoritas berisi saham berkapitalisasi pasar besar menguat sejak awal tahun. LQ45 menguat 1,19% sejak awal tahun. IDX30 dan IDX80 menguat masing-masing 1,22% dan 0,26%. Sementara indeks yang berisi saham-saham kecil dan menengah justru turun sejak awal tahun. Indeks IDX SMC Composite turun 5,99% sejak awal tahun. Sedangkan indeks SMC Liquid turun 5,75%. Pada indeks sektoral, hanya sektor transportasi dan logistik serta sektor perindustrian yang menguat sejak awal tahun. Kedua sektor naik masing-masing 4,20% dan 2,82%. Penurunan terbesar terjadi pada sektor energi (-9,34%), disusul sektor infrastruktur (-6,94%), dan sektor teknologi (-6,22%). Equity World | Wall Street Ditutup Menguat Ditopang Saham Keuangan dan Industri
Equity World | Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Penguatan bursa saham AS ditopang oleh saham keuangan dan industri. Equity World | Ikuti Gerak Bursa Asia, IHSG Dibuka Melemah Mengutip Reuters, Selasa (18/4/2023), indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 100,71 poin, atau 0,3%, menjadi 33.987,18; S&P 500 (.SPX) naik 13,68 poin, atau 0,33%, pada 4.151,32; dan Nasdaq Composite (.IXIC) menambahkan 34,26 poin, atau 0,28%, ke 12.157,72. Pasar mengukur kesehatan keuntungan perusahaan dan ekonomi setelah beberapa bank memulai laporan kuartal pertama dengan hasil yang kuat minggu lalu. Sementara itu, The Fed New York mengatakan pada hari Senin barometer aktivitas manufaktur di Negara Bagian New York meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan pada bulan April, membantu memperkuat kasus bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan depan. "Pasar berada dalam mode menunggu dan melihat," kata Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi di Edward Jones. "Kami memiliki banyak pendapatan perusahaan di depan kami dan keputusan suku bunga Fed dalam beberapa minggu." Di antara sektor S&P 500, keuangan (.SPSY) naik 1,1%, industri (.SPLRCI) naik 0,8% sementara kelompok real estat berbobot lebih rendah (.SPLRCR) naik 2,2%. Namun energi (.SPNY) turun 1,3%. Saham induk Google Alphabet Inc (GOOGL.O) turun 2,7%, membebani S&P 500 dan Nasdaq, setelah laporan bahwa Samsung Electronics Korea Selatan (005930.KS) sedang mempertimbangkan untuk mengganti Google dengan Bing milik Microsoft (MSFT.O). sebagai mesin telusur default di perangkatnya. Investor sedang menunggu lebih banyak laporan dari bank-bank besar AS minggu ini, termasuk Goldman Sachs Group Inc (GS.N), Bank of America Corp (BAC.N) dan Morgan Stanley (MS.N), setelah saham kelas berat termasuk JP Morgan Chase & Co ( JPM.N) menuai rezeki tak terduga dari pembayaran bunga yang lebih tinggi minggu lalu. Perusahaan lain yang akan dilaporkan minggu ini termasuk Johnson & Johnson (JNJ.N), Tesla Inc (TSLA.O) dan Netflix Inc (NFLX.O). Equity World | Wall Street Merosot Imbas Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga The Fed
Equity World | Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan Jumat (14/4). Hal ini karena data ekonomi yang beragam menunjukkan adanya sinyal kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang mampu meredam ekspektasi investor, usai Bank AS meluncurkan laporan keuangan kuartal pertama. Equity World | Pasar Asia-Pasifik Mengarah Pembukaan Positip, Senin (17/04) Mengutip Reuters, Senin (17/4), Dow Jones Industrial Average turun 143,222 poin atau 0,42 persentase menjadi 33.886,47. S&P 500 kehilangan 8,58 poin atau 0,21 persen pada 4.137,64. Nasdaq Composite turun 42,81 poin atau 0,35 persen menjadi 12.123,47. Ketiga saham utama AS tersebut berakhir di posisi merah, namun jauh dari sesi terendah. Setelah reli yang kuat pada hari Kamis, ketiga indeks saham utama AS mencatatkan kenaikan secara mingguan. “Hari ini kami mengambil sedikit istirahat. Setelah kenaikan tajam kemarin, pasar mungkin sedikit lebih maju,” kata kepala investasi di IndexIQ di New York, Sal Bruno. Pendapatan bank-bank besar AS seperti Citigroup Inc, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co mengalahkan ekspektasi, karena diuntungkan adanya kenaikan suku bunga dan mengurangi kekhawatiran akan tekanan sistem perbankan. “Seperti yang diharapkan, bank-bank besar mungkin tidak terlalu dirugikan oleh gejolak perbankan regional, bahkan mungkin diuntungkan,” ujar analis strategi investasi di Baird di Louisville Kentucky Ross Mayfield. “Kami melihat sebagian besar neraca yang kuat dan sehat, dan cukup jelas krisis (bank regional) yang tidak sistemik”. Berbagai data ekonomi termasuk penjualan ritel, produksi di industri serta sentimen konsumen memperkuat harapan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan bulan depan. “Produksi industri dan pemanfaatan kapasitas lebih kuat dari yang diharapkan,” tambah Bruno. “Kedua (data) menunjuk ekonomi yang masih memiliki prospektif, di mana Fed melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga pada Mei, kemungkinan hingga Juni," lanjutnya. Analis memprediksi agregat laba S&P 500 akan turun 4,8 persen dari tahun lalu, berbalik arah 1,4 persen yoy yang diperkirakan pada kuartal awal, menurut Refinitiv. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |