Equity World | Harga Emas Melonjak Usai Data Ekonomi AS Mengecewakan
Equity World | Harga emas dunia naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Emas membukukan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut karena investor bereaksi terhadap laporan produk domestik (PDB) Amerika serikat yang mengecewakan serta didukung pula oleh dolar AS yang lebih lemah. Equity World | Harga Emas Kembali Menguat di Tengah Ancaman Kontraksi Ekonomi Kontrak emas berjangka untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange menyelesaikan sesi terakhirnya dengan melonjak USD31,20 atau 1,8 persen menjadi USD1.750,30 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sesi di USD1.755 per ounce. Sementara itu, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember meningkat tajam USD31,70 atau 1,82 persen, menjadi USD1.769,20 per ounce. PDB AS turun 0,9 persen pada kecepatan tahunan di kuartal kedua, menyusul penurunan 1,6 persen pada kuartal pertama dan lebih buruk dari perkiraan pasar untuk kenaikan 0,3 persen. Ekonomi AS telah berkontraksi untuk kuartal kedua berturut-turut dan mencapai aturan praktis yang diterima secara luas untuk resesi, yang mendukung emas. Ekonomi AS sedang menuju resesi dan selama Wall Street percaya The Fed akan memberikan laju pengetatan yang lebih lambat, emas akan mulai melihat aliran safe-haven lagi. "Risiko terbesar emas adalah ekonomi tetap kuat dan The Fed mungkin perlu lebih agresif dengan kenaikan suku bunga," kata Analis di Platform Perdagangan Daring Oanda Ed Moya dikutip dari Antara, Jumat, 29 Juli 2022. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS dalam pekan yang berakhir 23 Juli turun 5.000 menjadi 256 ribu dari 261 ribu pada minggu sebelumnya. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik USD1,268 atau 6,82 persen menjadi USD19,868 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 40 sen atau 0,05 persen menjadi USD876,80 per ounce.
0 Comments
Equity World | Dolar AS Bergerak Melemah, Harga Emas Melesat 1 Persen
Equity World | Harga emas dunia melonjak lebih dari 1 persen pada perdagangan hari Rabu, karena dolar dan imbal hasil US Treasury melemah setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sesuai ekspektasi. Equity World | The Fed Dongrak Bunga Acuan, Harga Emas Malah Naik Mengutip CNBC, Kamis (28/7/2022) harga emas di pasar spot melesat lebih dari 1 persen menjadi USD1.735,49 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,1 persen lebih tinggi menjadi USD1.719,1. The Fed menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase dalam upaya untuk mendinginkan meredakan inflasi paling intens sejak 1980-an. Chairman Fed Jerome Powell mengatakan kurangnya visibilitas yang jelas ke lintasan ekonomi di masa mendatang menandakan bank sentral dapat memberikan panduan yang dapat diandalkan tentang ke mana arah kebijakannya hanya berdasarkan dari pertemuan demi pertemuan. "Jika pasar sekarang meyakini suku bunga mungkin tidak bergerak setinggi (dan) secepat itu, ini adalah lingkungan yang relatif positif bagi pasar emas bergerak maju dan alasan mengapa kita melihat pergerakan positif setelah pertemuan The Fed," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures. Pelemahan dolar mendukung daya tarik emas di antara pembeli yang menggunakan mata uang lain, sementara imbal hasil US Treasury juga tergelincir. "Namun, risiko harga emas terlihat condong ke sisi negatifnya karena pasar terus mengambil isyarat dari USD di tengah periode permintaan yang lambat secara musiman," ujar analis Standard Chartered, Suki Cooper. Kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi yang melonjak cenderung meningkatkan opportunity cost memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil. Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif dan reli dolar baru-baru ini meredupkan daya tarik emas sebagai safe-haven meski ada risiko resesi akhir-akhir ini. Mencerminkan sentimen, kepemilikan ETF SPDR Gold Trust menyentuh level terendah sejak Januari, menjadi sekitar 32.321.124 ounce. Logam lainnya mengikuti pergerakan emas. Harga perak di pasar spot melambung 2,6 persen menjadi USD19,09 per ounce, platinum melejit 1,4 persen menjadi USD886,09, sementara paladium naik 0,6 persen menjadi USD2.023,55. Equity World | Berkat IMF dan Rusia, Harga Emas Naik Pagi Ini
Equity World | Emas kembali bersinar. Pada perdagangan Rabu (27/7/2022) pukul 06:28 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.717,64 per troy ons. Naik tipis 0,04%. Equity World | Wall Street Melemah Jelang Pertemuan The Fed Pelemahan tersebut memutus tren negatif emas yang sudah berlangsung selama dua hari. Pada perdagangan kemarin, emas ditutup melemah 0,1% ke posisi US$ 1.717 per troy ons. Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,2% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 5,8% sementara dalam setahun merosot 4,5%. Analis OANDA Edward Moya mengatakan penguatan emas ditopang oleh melandainya yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya kekhawatiran resesi. Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melandai 0,6% ke posisi 2,8% pada penutupan perdagangan kemarin. Sementara itu, ancaman resesi semakin meningkat setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas kembali proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,2% pada tahun ini. IMF sudah memangkas proyeksi pertumbuhan global sebanyak tiga kali pada tahun ini. Ancaman resesi juga meningkat setelah perusahaan gas Rusia, Gazprom, memangkas kembali pasokan gas di Eropa. Keputusan tersebut dikhawatirkan memicu krisis energi di benua Biru. "Melandainya yield menjadi sinyal yang bagus bagi pergerakan emas. Kekhawatiran pasar di bursa saham, isu geopolitik dan krisis energi juga akan mendorong permintaan akan aset aman seperti emas," tutur Moya, kepada Reuters. Moya menambahkan faktor-faktor tersebut membuat tekanan emas yang meningkat menjelang rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sedikit berkurang. Analis dari Bank of China International, Xiao Fu, mengatakan selama ini kenaikan suku bunga acuan menjadi faktor penggerak utama di belakang pergerakan emas. Namun, faktor tersebut sedikit teredam oleh kekhawatiran resesi sehingga harga emas kerap naik turun. "Volatilitas harga emas terjadi karena ada faktor lain yakni risiko inflasi dan kekhawatiran resesi," ujarnya. Equity World | Wall Street Bergerak Tipis di Tengah Penantian The Fed dan Kinerja Emiten
Equity World | Wall Street bergerak mixed di awal perdagangan pekan ini. Senin (25/7) pukul 20.50 WIB, Dow Jones Industrial Average naik 0,33% ke 32.004. Equity World | Wall Street Mixed, Investor Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed dan Rilis Pendapatan Indeks S&P 500 naik tipis 0,02% ke 3.962. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,07% ke 11.826. Investor ancang-ancang untuk pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan ini di tengah laporan keuangan emiten penghuni bursa saham Amerika Serikat. Lewat kinerja, investor mengukur dampak dolar yang kuat dan melonjaknya inflasi pada permintaan. Apple Inc, Amazon.com Inc, Alphabet Inc, Microsoft Corp dan Meta Platforms Inc, yang bersama-sama menyumbang kapitalisasi pasar US$ 8,9 triliun atau seperempat dari bobot indeks benchmark, dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan di pekan ini. "Bagian yang sangat besar dari musim pendapatan terjadi pekan ini. Jadi jika ada penguatan yang terjadi sekarang, bisa berbalik dengan cepat jika kinerja mengecewakan," kata Dennis Dick, pedagang eceran di Triple D Trading kepada Reuters. Saham perusahaan dengan pertumbuhan tinggi naik antara 0,5% dan 1,2% dalam perdagangan premarket. Nilai tukar dolar AS, melayang di dekat level tertinggi 20 tahun setelah siklus pengetatan agresif oleh The Fed diperkirakan akan menjadi angin sakal bagi perusahaan-perusahaan AS, terutama emiten dengan paparan penjualan global yang besar. Saham keuangan termasuk American Express Co dan Citigroup Inc masing-masing naik lebih dari 1%. Saham industri seperti Boeing Co dan 3M Co, juga akan melaporkan minggu ini, masing-masing naik 0,8%. Ketiga indeks utama ditutup menguat pekan lalu. Perusahaan teknologi Nasdaq bertambah 3,3%, S&P 500 2,4% dan Dow naik 2%. The Fed secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada akhir pertemuan kebijakan moneter dua hari pada hari Rabu (27/7), yang secara efektif mengakhiri dukungan era pandemi untuk ekonomi AS. Fokus juga akan berada pada konferensi pers oleh Gubernur Jerome Powell untuk petunjuk tentang kenaikan suku bunga di masa depan di tengah kekhawatiran atas pengetatan agresif yang mendorong ekonomi ke dalam resesi. "Kami mengharapkan Powell untuk mengingatkan bahwa kenaikan 75bps luar biasa besar dan bahwa tingkat dana mendekati perkiraan FOMC dari tingkat jangka panjangnya," kata Paolo Zanghieri, ekonom senior di Generali Investments kata dia. Kontrak berjangka yang terkait dengan tingkat kebijakan Federal Reserve AS menunjukkan bahwa suku bunga acuan akan mencapai puncaknya pada Januari 2023, lebih cepat ketimbang prediksi pekan lalu pada Februari 2022. Equity World | Perdagangan Asia Pasifik Mixed Jelang Rilis Pendapatan di AS
Equity World | Saham di kawasan Asia Pasifik bergerak mixed pada Senin (25/7), menjelang minggu penting di Amerika Serikat (AS). Equity World | Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Balik ke Sejuta! Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,6% dan indeks Topix kehilangan 0,42%. Di Korea Selatan, Kospi naik sedikit, sedangkan Kosdaq turun 0,16%. S&P/ ASX 200 Australia melayang di atas garis datar. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis. Data inflasi di Singapura akan dirilis Senin. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa indeks harga konsumen inti (core CPI) untuk Juni 2022 akan meningkat 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Harga-harga naik 3,6% pada Mei 2022. Selama akhir pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global. Komite darurat organisasi tidak dapat mencapai konsensus, tetapi Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membuat keputusan untuk mengeluarkan peringatan tertinggi, meskipun dia mengatakan itu tidak mungkin mengganggu perdagangan global atau perjalanan saat ini. Akhir pekan ini, semua mata akan tertuju pada keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) dan rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua di Amerika Serikat (AS). Ekspektasi untuk pergerakan 75 basis poin (bps) pada Juli 2022 mencapai 80,5%, menurut Alat FedWatch CME Group. Di kawasan Asia Pasifik, perkiraan awal untuk PDB Korea Selatan akan keluar pada Selasa (26/7) dan Australia melaporkan data inflasi pada Rabu (27/7). Mata Uang dan Minyak Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di level 106,691. Yen Jepang diperdagangkan pada 136,33 per dolar, setelah menguat tajam akhir pekan lalu. Dolar Australia berada di level US$ 0,6903, sedikit di atas level US$ 0,69. Minyak berjangka diperdagangkan lebih tinggi pagi hari di Asia. Minyak mentah AS naik 0,22% menjadi US$ 94,91 per barel, sementara minyak mentah Brent naik 0,42% menjadi US$ 103,63 per barel. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |