Equityworld Futures | Harga emas dunia meroket hingga 3,5% pada perdagangan Kamis kemarin ke US$ 1.973/troy ons setelah Rusia menginvasi Ukraina. Menyandang status aset aman (safe haven), logam mulia ini seolah akan terus melesat seiring dengan bombardir yang dilakukan pasukan Rusia ke Ukraina.
Tetapi kenyataan berkata lain, bukannya terus melesat emas malah berbalik nyungsep. Melansir data Refinitiv, setelah menyentuh US$ 1.973/troy ons, emas justru berbalik nyungsep ke US$ 1.878/troy ons, atau minus 1,5%. Bursa Asia Naik Ikuti Jejak Wall Street, Investor Abaikan Kekhawatiran Invasi Rusia | Equityworld Futures Kemerosotan tersebut berhasil dipangkas dan di penutupan perdagangan berada di US$ 1.903/troy ons atau melemah 0,23%. Sementara itu pada perdagangan hari ini, Jumat (25/2) pada pukul 6:21 WIB emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.905/troy ons atau menguat 0,14%. Harga emas kemarin langsung meroket setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina. "Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 6.00 pagi waktu setempat. Putin mengumumkan operasi militer tersebut demi membela separatis di wilayah timur Ukraina, yakni Donestk dan Luhansk. Di awal pekan ini, Putin sudah mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut, dan menempatkan pasukannya di sana untuk "menjaga perdamaian " Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun memutuskan untuk mengambil langkah lanjutan terkait serangan Rusia ke wilayah Ukraina. Pakta pimpinan Amerika Serikat itu mengadakan pertemuan darurat. Pasar pun semakin cemas, invasi Rusia bisa menyebabkan perang yang lebih luas, harga emas pun meroket semakin tinggi. Namun, ketakutan pasar mulai mereda setelah Presiden AS, Joe Biden, tidak membalas dengan aksi militer hanya menjatuhkan sanksi ekonomi. "Hari ini saya mengizinkan sanksi tambahan yang lebih kuat, dan pembatasan apa saja yang bisa diekspor ke Rusia. Ini akan membebani ekonomi Rusia secara langsung dan dari waktu ke waktu," kata Biden sebagaimana diwartakan CNBC International. Selain itu, Biden juga mengizinkan penambahan pasukan NATO untuk siaga di Jerman guna memperkuat pertahanan Eropa. Membaikknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden AS, Joe Biden, tidak merespon invasi Rusia ke Ukraina dengan tindakan militer. Biden hanya memberikan sanksi ekonomi bagi Rusia, meski juga memperkuat pertahanan di Eropa dengan menambah jumlah pasukan NATO di Jerman. Sementara itu Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak akan merusak perekonomian dunia. "Rusia masih merupakan bagian dari perekonomian dunia. Kami tidak akan membahayakan sistem perekonomian dunia selama kami menjadi bagian di dalamnya," kata Putin. Pasca pidato kedua presiden tersebut, indeks volatilitas (VIX) yang menjadi indikator ketakutan pelaku pasar juga berbalik turun 2,26% ke 30,32 pada perdagangan Kamis kemarin. Di awal sesi, indeks ini sempat meroket setelah meroket nyaris 22% ke 37,79. Alhasil, emas pun berbalik merosot.
0 Comments
Equityworld Futures | Indeks acuan Wall Street jatuh pada hari Selasa (22/2). Krisis Ukraina-Rusia membuat investor gelisah setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di negara itu dan memerintahkan pasukan ke daerah tersebut.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 482,57 poin atau 1,42% menjadi 33.596,61, S&P 500 kehilangan 44,11 poin atau 1,01% menjadi 4.304,76, dan Nasdaq Composite turun 166,55 poin, atau 1,23%, menjadi 13.381,52. 'I Love Gold'! Rusia Mulai Invasi, Emas Bakal Terbang Tinggi | Equityworld Futures S&P 500 ditutup turun lebih dari 10% dari rekor penutupan tertinggi 3 Januari. Koreksi dikonfirmasi ketika indeks ditutup 10% atau lebih di bawah level penutupan rekornya. Semua sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah hari ini, dipimpin oleh penurunan di sektor-sektor siklis termasuk konsumen dan energi. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan gelombang pertama sanksi terhadap Rusia, sambil mengatakan dia berharap diplomasi masih tersedia. Biden menambahkan bahwa AS tidak berniat memerangi Rusia. Dia mengatakan sanksi itu antara lain menargetkan bank-bank Rusia dan utang negara. "Akhirnya memberikan semua retorika. Ini adalah sesuatu yang membuat pihak lain merasa sakit dan saya pikir itu tepat," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma. Sebelumnya pada hari Selasa, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi percaya Rusia masih merencanakan serangan besar di Ukraina menyusul pengakuan Moskow atas dua wilayah separatis di timur bekas republik Soviet. Inggris menerbitkan daftar sanksi dan Jerman membekukan proyek pipa gas Laut Baltik Nord Stream 2, yang akan secara signifikan meningkatkan aliran gas Rusia. Langkah-langkah yang diumumkan oleh Biden tidak sekeras yang dikhawatirkan beberapa investor, kata Alan Lancz, presiden Alan B. Lancz & Associates Inc, sebuah perusahaan penasihat investasi yang berbasis di Toledo, Ohio. Namun dia mengatakan efeknya kemungkinan sementara mengingat krisis Ukraina-Rusia belum berakhir. Equityworld Futures | Harga emas dunia masih betah di jalur pendakian. Harga sang logam mulia pun mencatat rekor baru.
Pada Selasa (22/2/2022) pukul 06:43 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.909,61/troy ons. Naik 0,21% dari hari sebelumnya sekaligus jadi yang tertinggi sejak Januari 2021. Rekomendasi Harian Indeks Nikkei 22 Februari 2022 | Equityworld Futures Tren positif masih mewarnai pergerakan harga emas. Dalam sepekan terakhir, harga aset ini naik 2,11% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga naik 4,03%. Ke depan, ruang kenaikan harga emas masih terbuka lebar. Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, memperkirakan harga emas akan naik hingga ke kisaran US$ 1.917-1.920/troy ons karena titik resistance US$ 1.902/troy ons sudah terlewati. "Harga emas sedang berada di gelombang (c). Bahkan ada peluang harga bisa naik sampai ke rentang US$ 1.917-1.940/troy ons," sebut Wang dalam risetnya. Gelombang tersebut, lanjut Wang, adalah bagian dari gelombang C yang lebih besar. Dalam kekuatan penuh, gelombang C bisa membawa harga emas menuju US$ 1.946/troy ons. Sementara US$ 1.886/troy ons, tambah Wang, menjadi titik support baru. Penembusan di bawah titik ini akan membuat harga turun ke US$ 1.865-1.879/troy ons. Namun, risiko koreksi sepertinya masih jauh. Target harga yang realistis untuk saat ini adalah di US$ 1.927/troy ons, menandakan uptrend masih berlanjut. "Koreksi sepertinya baru akan terjadi saat harga emas menyentuh US$ 1.927/troy ons," demikian Wang. Equityworld Futures | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka terkoreksi pada perdagangan Senin pagi (21/2/2022). Investor terus mengamati situasi geopolitik di Ukraina.
Nikkei 225 di Jepang tergelincir 2% di awal perdagangan sementara indeks Topix turun 1,8%. Harga Minyak Dunia Terus Melesat, Ini Prediksi Wall Street Pekan Depan | Equityworld Futures Kospi Korea Selatan turun 1,64%. S&P/ASX 200 Australia tergelincir 0,82% di perdagangan pagi. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,36% lebih rendah. Kekhawatiran akan potensi invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan akan terus membebani sentimen investor. Presiden AS Joe Biden tiba-tiba membatalkan rencana pada hari Minggu untuk pulang ke Delaware setelah pertemuan tingkat atas mengenai krisis Ukraina. Ke depan, China akan mengumumkan suku bunga pinjaman acuan terbaru pada hari Senin, dengan suku bunga pinjaman satu tahun (LPR) terbaru diperkirakan akan keluar pada pukul 9:15 pagi HK/SIN. Semua 24 lembaga keuangan jajak pendapat Reuters memperkirakan tidak ada perubahan dalam satu tahun LPR. Pasar di AS tutup pada hari Senin untuk liburan. Mata Uang Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 96,109 setelah kenaikan baru-baru ini dari di bawah 96. Yen Jepang diperdagangkan pada 114,92 per dolar setelah menguat menjadi sekitar 114,8 terhadap greenback akhir pekan lalu. Dolar Australia berada di $0,7167 menyusul penurunan dari atas $0,72 akhir pekan lalu. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |