Equity World | Wall Street Dibuka Menguat, Yakin The Fed Gak Kasih Kejutan?
Equity World | Pasar saham Amerika (AS) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (21/9) pagi waktu New York di tengah teta-teki besaran kenaikan suku bunga yang akan diumumkan The Fed dan sangat dinantikan oleh investor. Equity World | Harga Emas Jeblok Lagi! Cuma Putin Yang Bisa Bikin Naik Optimisme investor akan keputusan yang diperkirakan tidak melenceng dari prediksi dan konsensus pasar ikut membuat tiga indeks utama Wall Street kompak dibuka menguat. Dow Jones Industrial Average naik 220 poin, atau 0,71%. Sementara S&P 500 naik 0,65%, dan Nasdaq Composite menguat 0,39%. Bank sentral AS pada hari Rabu - Kamis dini hari waktu Indonesia - diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 75 bps untuk ketiga kali berturut-turut. Pembacaan indeks harga konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Agustus dan komentar hawkish dari para pejabat The Fed telah membebani kinerja pasar modal AS beberapa pekan ini. Meski telah terkoreksi dalam dan masuk ke tren bearish, kondisi paling buruk tampaknya masih belum terjadi di tengah upaya The Fed yang masih bergerak agresif untuk menjinakkan inflasi. Investor akan memantau proyeksi jangka panjang bank sentral, dengan memperhatikan tingkat suku bunga akhir yang pada bulan Juni lalu diproyeksikan akan mencapai 3,8% pada tahun 2023. Namun, beberapa ekonom memperkirakan hal ini akan berubah dengan The Fed diproyeksikan akan menaikkan perkiraan itu di atas 4%. Prediksi serta komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell, dapat menawarkan wawasan lebih lanjut tentang berapa banyak lagi suku bunga bisa naik dan bagaimana kebijakan tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. "[Kami kira] pasar dapat mengalami bantuan reli jangka pendek jika Fed menaikkan [suku bunga acuannya] 75 bps dan [Jerome] Powell tidak meningkatkan retorika hawkishnya lebih lanjut," tulis Chris Senyek dari Wolfe Research dalam sebuah catatan kepada klien, dilansir CNBC International. "Karena itu, kami tidak mengantisipasi harus mengubah seruan bearish jangka menengah kami." Sementara itu di pasar obligasi, imbal hasil yang dalam beberapa hari terakhir terus merangkak naik ke level tertinggi baru multi-tahun, mulai turun pada perdagangan Rabu. Benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun menjadi 3,544% dari semula mencapai 3,571% pada hari Selasa, level tertinggi sejak April 2011. Sementara itu, euro turun ke bawah level paritasnya melawan dolar AS. Selanjutnya harga minyak dan gas alam naik setelah Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi tenaga militer cadangan dan mengancam respons nuklir dalam perang di Ukraina.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |