Equity World | Gagal Pertahankan Reli Pekan Lalu, Wall Street Dibuka Melemah
Equity World | Bursa saham AS dibuka melemah pada perdagangan Senin (27/6) pagi waktu New York setelah rebound besar terjadi pekan lalu pasca penurunan tajam tahun ini di pasar modal. Alhasil, kinerja saat ini membuat Wall Street bersiap untuk mengakhiri paruh pertama terburuk di pasar saham dalam beberapa dekade. Equity World | Harga Emas Anjlok di Tengah Kekhawatiran Resesi Meski demikian, ketika awal bel perdagangan dibuka, tiga indeks utama Wall Street sempat naik sesaat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) sempat dibuka naik 0,07%, S&P 500 naik 0,1% dan Nasdaq menguat 0,2%. Beberapa saat setelahnya ketiganya malah terjun bebas ke zona merah. DJIA melemah 0,2%, S&P 500 turun sekitar 0,4%, dan Nasdaq ambles 0,8%. Perusahaan yang bergerak di sektor energi memimpin penguatan pasar, dengan Devon, Valero dan Occidental masing-masing naik lebih dari 2%. Saham BioNTech naik hampir 5% setelah perusahaan pembuat obat tersebut mengatakan booster Covid-19 berbasis Omicron menghasilkan respons kekebalan yang lebih baik terhadap varian tersebut. Sementara itu, saham Spirit Airlines turun lebih dari 5% setelah perusahaan mengatakan akan menerima tawaran pengambilalihan terbaru dari Frontier Group. Pergerakan itu mengikuti comeback besar pekan lalu di mana tiga indeks utama Wall Street tersebut akhirnya membukukan minggu positif pertama sejak Mei. Dow naik 5,4% minggu lalu, S&P 500 melonjak 6,5%, dan Nasdaq melesat 7,5%. Di tengah tren bearish yang sedang terjadi, S&P 500 naik 7,5% sejak mencapai titik terendah pasar pada pertengahan Juni, meskipun indeks tersebut masih turun 19% dari level tertinggi dan 18% sejak tahun ini. Pelaku pasar terus menilai apakah saham telah menemukan titik terendah, atau hanya rebound sesaat saja dari kondisi oversold. Pasar saham bisa terus mencatatkan kenaikan dalam waktu dekat di minggu ini, karena investor menyeimbangkan kembali kepemilikan mereka untuk akhir kuartal. Sementara itu, volatilitas pasar masih belum berakhir, ahli strategi ekuitas UBS Christopher Swann mengatakan dalam sebuah catatan Senin. "Kekhawatiran yang menyebabkan indeks jatuh ke wilayah pasar bearish pada awal Juni belum hilang-termasuk kekhawatiran atas laju kenaikan suku bunga, ancaman resesi, dan risiko politik," katanya. "Sementara skenario tunggal yang paling mungkin, dalam pandangan kami, akan menampilkan soft landing ekonomi dan stabilisasi pasar, sentimen kemungkinan akan tetap berubah-ubah, dan ini bukan pasar untuk memposisikan satu skenario dengan keyakinan tinggi." Pasar mencoba menahan kenaikan dari reli yang mendorong S&P 500 membukukan persentase pertumbuhan satu hari terbesar dalam dua tahun pada hari Jumat (24/6) pekan lalu. Data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan tampaknya menyebabkan investor menilai kembali ekspektasi mereka untuk kecepatan pengetatan kebijakan moneter dari Federal Reserve. Laporan baru-baru ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS-dan potensi inflasi-mulai mendingin. Bukti terbaru datang pada hari Jumat ketika University of Michigan merevisi lebih rendah pembacaan ekspektasi inflasi bulan Juni selama lima hingga 10 tahun ke depan-menjadi 3,1% dari semula 3,3%. Sebelumnya, bursa saham berjangka AS telah mencatat kenaikan yang lebih besar di awal sesi perdagangan, tetapi kenaikannya terpangkas setelah data menunjukkan bahwa pesanan barang tahan lama (durable-goods) untuk bulan Mei telah meningkat lebih dari yang diharapkan.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |