Equity World | Breaking News! IHSG Longsor ke Bawah Level 7.000
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada perdagangan pagi ini, Selasa (29/11/2022). Equity World | Amerika dan China Bikin Harga Emas Goyang! IHSG dibuka merah tipis di 7.017,31 tetapi lanjut naik 0,13% ke 7.026,43 pada 09.13 WIB. Meskipun demikian tercatat pada pukul 10:00 WIB IHSG sudah kembali ke zona merah setelah longsor 0,28% ke level 6.977,24 dan resmi turun ke bawah level psikologis 7.000. Aksi protes besar-besaran di China terkait kebijakanzero Covidmasih menjadi perhatian para pelaku pasar pagi ini. Awal mula, terjadinya kebakaran yang mematikan pada Kamis pekan lalu di Urumqi yang menewaskan 10 orang. Sehingga banyak warga yang menyalahkan penguncian Covid-19 karena telah menghambat upaya penyelamatan meski pihak berwenang menyangkal klaim tersebut. Kemudian, hal tersebut memicu aksi protes yang mulai digelar pada Minggu (27/11/2022), di mana ratusan orang turun ke jalan-jalan di kota-kota besar negara Panda tersebut. Bahkan, Wall Street Journalpun melaporkan bahwa para pendemo juga menuntut Sang Penguasa, Xi Jinping turun. Strategi China menekan kasus Covid-19 saat ini memicu frustrasi publik.AFPmenulis, bagaimana banyak warga lelah dengan penguncian cepat, karantina yang lama, dan kampanye pengujian massal. Dari jalan-jalan di beberapa kota China hingga lusinan kampus universitas, pengunjuk rasa menunjukkan ketidaktaatan sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak pemimpin Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu. Kondisi pandemi Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan membuat pemerintah China terus memberlakukan kebijakanZero Covid. Per Sabtu lalu, China melaporkan 39.791 infeksi Covid-19 baru, di mana 3.709 di antaranya bergejala dan 36.082 tidak menunjukkan gejala. Rekor tersebut bahkan belum termasuk angka infeksi impor, dimana China melaporkan 39.506 kasus lokal baru, 3.648 di antaranya bergejala dan 35.858 tidak bergejala, naik dari 34.909 sehari sebelumnya. Aksi tersebut memicu kekhawatiran bahwa ketegangan akan berdampak kepada ekonomi China. Maklum saja, China merupakanmesin utama pertumbuhan ekonomi dunia dengan kontribusi mencapai 18,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) global pada 2021 yang sebesar USD 96,3 triliun-mengalahkan Amerika Serikat.Ini membuat kesehatan ekonomi negeri Tirai Bambu itu menjadi penting bagi seluruh negara di dunia. Dengan ukuranporsi PDB segitu, tak heran perlambatan ekonominya akan memperlambat perekonomian seluruh negara. Salah satunya, perlambatan ekonomi China akan memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian partner dagang utama mereka yakni AS. Potensi permintaan ekspor di AS akan melambat dan sebaliknya.Ini memukul permintaan industri utama AS seperti, pesawat terbang, otomotif, hingga makanan, sehingga dapat menjadikan defisit perdagangan AS semakin besar. Selain sektor riil, perlambatan ekonomi China juga mempengaruhi pasar obligasi AS, dimana ini mengurangi peluang pemerintah AS untuk dapat menerbitkan utang baru. China adalah investor kedua terbesar pada surat utang pemerintah AS, dimana perlambatan ekonominya membuat kemampuan atau permintaan terhadap surat utang AS juga turun.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |