Equity World | Awal Pekan Bursa Asia Merah, Hang Seng Ambles
Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Senin (12/12/2022), karena investor menantikan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan data inflasi AS periode November 2022 pada pekan ini. Equity World | Pekan Penentuan! Harga Emas Bakal Terbang atau Tumbang? Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melemah 0,6%, ASX 200 Australia terkoreksi 0,74%, KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,69%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,54%, dan Shanghai Composite China terdepresiasi 0,43%. Hanya indeks Straits Times Singapura yang dibuka di zona hijau pada hari ini, yakni menguat 0,19%. Pergerakan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan awal pekan ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street, pada perdagangan Jumat pekan lalu, yang kembali ditutup melemah karena kekhawatiran atas kelanjutan kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 0,9%, S&P 500 melemah 0,74%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,7%. Terkoreksinya lagi Wall Street pada akhir pekan lalu terjadi setelah inflasi di tingkat produsen (indeks harga produsen/IHP) periode November 2022 menunjukkan harga grosir yang lebih tinggi dari perkiraan, naik 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm dan 7,4% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara, IHP inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, juga melampaui ekspektasi, yakni naik 0,4%, mengalahkan estimasi pasar sebesar 0,2%. Data sentimen konsumen yang optimis meredakan beberapa ketakutan, tetapi perhatian tetap terfokus pada kalender ekonomi yang sibuk pekan ini. Selain itu, perhatian pelaku pasar bergeser ke arah inflasi AS di tingkat konsumen (indeks harga konsumen/IHK) periode November 2022 yang akan dirilis Selasa besok. Ini diharapkan menunjukkan apakah inflasi telah surut. Konsensus pasar dalam polling Trading Economics memperkirakan IHK akan kembali melandai sedikit menjadi 7,3% (yoy) dan turun menjadi 0,3% (mtm). Sedangkan IHK inti juga akan melandai menjadi 6,1%. Inflasi menjadi pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya. Sehingga, perilisan IHK kali ini kembali akan dipantau secara ketat oleh The Fed. Pasar juga akan memantaunya dengan ketat dari data IHK bulan lalu dan sekaligus untuk membuktikan bahwa The Fed memang benar-benar ingin mengurangi laju kenaikan suku bunga acuannya. Selain menanti rilis data IHK AS bulan lalu, pasar juga menanti pertemuan The Fed terbaru yang akan diselenggarakan pada Selasa-Rabu waktu setempat. Pada Rabu pekan ini, The Fed akan mengumumkan hasilnya. Pasar memprediksi The Fed bakal kembali menaikkan suku bunga acuannya. Namun kali ini, mereka memprediksi The Fed akan menaikkannya sebesar 50 basis poin (bp). The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebesar 375 bp sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%. Investor telah lama mengharapkan perubahan dari sikap pengetatan agresif The Fed, tetapi data gagal mendukung keinginan itu. "Harapan kami bahwa kami benar-benar perlu melihat inflasi turun mendekati suku bunga Fed Funds agar Fed berhenti, dan kami masih memiliki sedikit delta di antara angka-angka itu," kata kata Stephanie Lang, kepala investasi di Homrich Berg dikutip CNBC International, Sabtu (10/12/2022) lalu. "Masih ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan di depan inflasi untuk benar-benar melihat itu sebagai kenyataan." tambahnya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |