Equityworld Futures | Baterai iPhone 8 Ternyata Lebih Kecil dari iPhone 7
Equityworld Futures | Bicara soal iPhone 8, mungkin bisa dibilang hampir tak ada yang bisa membedakannya dengan iPhone 7. Malah ada yang menyebut, sebaiknya iPhone teranyar Apple ini dinamai dengan iPhone 7s ketimbang iPhone 8. Hanya, satu hal yang membedakan iPhone 8 dengan yang lain adalah prosesor Apple A11 Bionic yang terbenam di dalamnya. Otomatis, performa iPhone 8 lebih gesit ketimbang iPhone 7. Desain iPhone ini pun dirombak, hadir dengan material kaca dan stainless steel ala iPhone 4. Namun, laman The Verge mengungkap satu lagi perbedaan antara iPhone 8 dan iPhone 7. Diketahui, iPhone 8 ternyata mengusung baterai yang ukurannya lebih kecil ketimbang iPhone 7. Kapasitas dayanya pun ikut menurun. Berdasarkan bocoran dari laman badan regulasi Tiongkok TENAA, baterai iPhone 8 cuma mengusung kapasitas daya 1.821mAh, sedangkan baterai iPhone 7 kapasitas dayanya lebih besar, yakni 1.960mAh. Baca juga : Tampilan Aplikasi di iOS Berbeda, Apple Dianggap Tak Konsisten? | Equityworld Futures Hal ini juga berlaku pada iPhone 8 Plus, yang mana cuma ditopang baterai dengan daya 2.675mAh. Sementara, iPhone 7 Plus baterainya memiliki kapasitas lebih besar, yakni 2.900mAh. Meski demikian, Apple menjamin daya tahan baterai pada iPhone 8 dan 8 Plus lebih baik ketimbang seri pendahulunya. Kendati begitu, menilik pesaing Apple lain seperti Google dan Samsung, mereka justru memprioritaskan baterai yang lebih besar pada smartphone terbarunya. Diketahui, smartphone Google Pixel dan Pixel XL yang dirilis pada 2016 mengusung baterai 2.770mAh dan 3.450mAh. Adapun Samsung Galaxy S8 dan S8 Plus bterainya 3.000mAh dan 3.500mAh. Equityworld Futures TAG : Equity World Jakarta, Equityworld Futures Jakarta, PT Equityworld Jakarta, PT Equityworld, Equityworld Futures, Equity World, PT Equityworld Futures, PT Equityworld Futures Jakarta SSC, PT EWF
0 Comments
Equityworld Futures | Katarak pada Bayi, Apakah Sama dengan yang Dialami Orang Dewasa?
Equityworld Futures | Anak kedua entertainer Asri Welas, Ibran, memiliki katarak di usia bayi. Setelah menjalani operasi, Ibran harus memakai kacamata plus 16. Apakah katarak pada bayi sama dengan yang dialami orang dewasa? "Dari penampakan tidak akan berbeda. Tapi kalau dari konsistensi beda jauh," ujar dr Junaedi, SpM dari RS Mayapada Lebak Bulus, dalam sesi live chat via Instagram dan Facebook tentang 'Penyebab Katarak pada Bayi'. Dalam penanganan katarak pada bayi, menurut dr Junaedi lebih mudah karena konsistensi jaringan lebih lunak. Maklum, bentuknya seperti gel. Sedangkan pada orang lanjut usia, lensanya lebih keras. Meski begitu tiap penanganan ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Pada anak lebih butuh ketelitian . Sedangkan pada orang dewasa harus lebih sabar," lanjut dr Junaedi. Baik pada bayi atau orang dewasa, bentuk katarak juga macam-macam. Jadi ada yang kataraknya hanya di pinggir bola mata yang berwarna hitam. Kendati kekeruhan atau yang terlihat seperti awan hanya di pinggir bagian hitam bola mata, tapi tetap saja bisa meluas ke tengah. Jadi, Bun, pada bayi yang memiliki katarak, agar pandangannya membaik maka diberi lensa buatan. Elastisitas lensa buatan ini memang tidak bisa seperti lensa yang asli, butuh penyesuaian. Sehingga bagi yang sudah menjalani operasi katarak, butuh bantuan kacamata untuk bisa melihat dengan lebih baik. "Dulu di dunia kedokteran anak, sebelum 2005, untuk mengatasi kasus katarak, maka dokter akan membersihkan lensa aslinya. Masih banyak operasi dengan tidak menanam lensa. Tapi sekarang kita tanam lensa untuk mengurangi mata malas," sambung dr Junaedi. Baca juga : Tampil di Kandang, Marquez Bidik Titel MotoGP Aragon | Equityworld Futures Untuk diketahui panjang bola mata anak 14-16 mm. Sedangkan saat dewasa akan memanjang jadi 21-26 cm. Lantas perlukah digelar operasi lagi? "Kalau perbedaan bisa digantikan dengan kacamata, maka cukup kacamata saja. Kita lihat lagi kondisinya, bisa juga diganti lensa," imbuh dr Junaedi. dr Junaedi lantas menceritakan pasiennya yang saat ini berusia 28 tahun. Pasien tersebut pernah menjalani operasi katarak di usia 2 tahun. Tapi sekarang lensa yang digunakan hanya plus 1,75 saja. Karena sebenarnya ukuran lensa kacamata juga mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak. Equityworld Futures TAG : Equity World Jakarta, Equityworld Futures Jakarta, PT Equityworld Jakarta, PT Equityworld, Equityworld Futures, Equity World, PT Equityworld Futures, PT Equityworld Futures Jakarta SSC, PT EWF Equityworld Futures | Status Gunung Agung Naik Level Siaga
Equityworld Futures | Gunung Agung kembali mengalami peningkatan aktivitas. Sebelumnya, Gunung Agung telah dinyatakan berstatus Waspada (Level II). Namun, berdasarkan pengamatan https://magma.vsi.esdm.go.id/, gunung tertinggi di Bali itu telah mengalami peningkatan aktivitas lagi sehingga statusnya dinaikkan dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III). Dalam keterangan https://magma.vsi.esdm.go.id/, gunung yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali dengan Longitude: 115.508, Latitude: -8.342, dan Tinggi Puncak: 3142 mdpl itu telah mengalami peningkatan aktivitas sehingga statusnya dinaikkan menjadi Siaga (Level III). Sesuai data website tersebut, suhu di sekitar gunung berkisar 20.0 hingga 28.0 °C. Dalam website itu juga dijelaskan, dengan adanya kenaikan status tersebut, maka rekomendasi pada masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas. Masyarakat maupun pendaki pun tidak boleh melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 km dari kawah puncak Gunung Agung atau pada elevasi di atas 950 m dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 7.5 km. Sebuah gunung awalnya terbentuk dari aktivitas vulkanisme di perut bumi yang waktunya pun sangat lama. Jenis Gunung Berdasarkan Sifat Erupsi Ada bermacam macam jenis gunung, mulai dari gunung purba hingga yang masih baru, baik yang terbentuk akibat tenaga tektonik hingga vulkanik. Namun untuk gunung berapi, terbentuk dari aktivitas vulkanik. Berikut ini adalah jenis gunung jika dilihat dari sifat dan material yang dikeluarkan saat terjadi erupsi: Gunung Berapi Perisai Pada jenis ini gunung terbentuk akibat magma yang keluar sangat encer sehingga terus melebar dan terkadang membentuk sebuah pulau. Gunung api di tipe magma ini encer tidak akan menjulang tinggi, melainkan hanya melebar sehingga berbentuk mirip perisai adapun contohnya gunung Mauna Kea dan Mauna Loa yang terletak di Kepulauan Hawaii. Gunung Berapi Maar Gunung dengan jenis seperti ini mengeluarkan erupsi yang bersifat eksplosif sehingga bahan yang dikeluarkan sangat sedikit, sumber magma relatif dangkal dan sempit. Karena material yang keluar sedikit, umumnya gunung seperti ini tidak terlalu tinggi namun tersusun atas bahan bahan padat dan pada bagian kawahnya membentuk sebuah cekungan lebar dan tak jarang terisi dengan air sehingga membentuk sebuah danau. Gunung Berapi Strato Gunung ini mirip dengan Gunung Agung yang ada di Bali, yaitu terbentuk dari erupsi yang berlangsung secara eksplosif dan efusif yang terjadi silih berganti secara terus menerus dalam kurun waktu sangat lama sehingga menyebabkan lereng mempunyai banyak lapisan dan dijumpai banyak batuan. Gunung berapi jenis ini tinggi dan paling banyak ditemukan di dunia dan di Indonesia, contoh gunung Merapi, kelud, merbabu, semeru dan lainnya. Proses vulkanik seperti itu berlangsung secara perlahan dan dalam beberapa tahap, ada aktivitas vulkanik yang langsung mengarah pada kejadian gunung meletus namun ada juga yang tidak mengarah kesana. Untuk mengetahuinya, berikut ini adalah status level suatu gunung berapi sebelum meletus. Kita perlu mengetahui tingkatan-tingkatan ini agar bisa mengamati dan berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu gunung akan meletus. Level Normal Sebuah gunung berapi dapat dikatakan berada dalam kondisi aman atau normal apabila memiliki ciri ciri seperti tidak dijumpai gejala aktivitas magma atau dapat dikatakan bahwa gunung dalam kondisi tidur. Pada level ini gunung bebas dikunjungi oleh masyarakat dan dibuka untuk umum. Level Waspada Memiliki tanda seperti dijumpai aktivitas gunung melebihi batas normal seperti aktivitas seismik dan kejadian vulkanik lainnya dan mulai menunjukan aktivitas magma, tektonik dan hidrothermal di sekitar gunung. Upaya yang wajib dilakukan yaitu penyuluhan kepada masyarakat, mengecek kesiapan sarana dan melakukan penilaian untuk mengukur level bahaya. Saat ini, Gunung Agung di Bali ada di level ini, tidak heran institusi pemerintahan dan penanggulangan bencana tengah mempersiapkan kebutuhan seperti masker dan tenda. Baca : Status Gunung Agung Jadi Siaga, Warga Diimbau Waspada | Equityworld Futures Level Siaga Pada level ini menandakan bahwa gunung dalam proses letusan. Tandanya, ada peningkatan seismik secara signifikan dan telah memenuhi semua syarat untuk terjadi letusan. Apabila aktivitas seperti ini terus meningkat maka biasanya letusan akan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu. Upaya yang wajib dilakukan yakni melakukan sosialisasi terhadap wilayah dalam radius bahaya, menyiapkan sarana darurat dan melakukan piket secara penuh. Level Awas Level ini merupakan tahap akhir. Gunung berapi diperkirakan akan segera meletus atau sedang meletus ataupun terlihat dampak tambahan yang bisa mengakibatkan bencana. Letusan pertama ditandai dengan membumbungnya debu dan asap dalam skala besar dan akan menjadi letusan dalam 24 jam kedepan. Di level ini sudah tidak ada kompromi. Harus dilakukan upaya pengosongan semua wilayah yang masuk dalam radius bahaya dan melakukan koordinasi terpadu. Equityworld Futures TAG : Equity World Jakarta, Equityworld Futures Jakarta, PT Equityworld Jakarta, PT Equityworld, Equityworld Futures, Equity World, PT Equityworld Futures, PT Equityworld Futures Jakarta SSC, PT EWF Equityworld Futures | Utang Kartu Kredit Enggak Habis-habis?
Equityworld Futures | Di zaman sekarang ini, rata-rata pekerja milenial memiliki satu atau dua buah kartu kredit di dalam dompetnya. Sepertinya gaya hidup kaum milenial agak sulit jika tidak diakomodir dengan memiliki kartu kredit, walaupun tidak seluruh generasi milenial yaa... Dengan style yang lekat dengan teknologi finansial, serta segala sesuatunya yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara online, memiliki sebuah kartu kredit akhirnya bisa dikatakan menjadi suatu kebutuhan. Tidak ada yang salah sebenarnya dengan memiliki satu, dua, ataupun lebih kartu kredit. Apapun alasannya, toh itu keputusan kamu sendiri. Yang harus kamu camkan adalah, limit kartu kredit yang kamu miliki bukanlah suatu penghasilan tambahan. Bukan berarti kamu bisa bebas berutang semaksimal limit kartu kreditmu. Perlakukanlah kartu kredit sebagai alat bantu transaksi finansialmu. Bukan sebagai alat berutang, serta milikilah kartu kredit sesuai kebutuhan. Apakah untuk kebutuhan entertain rekan bisnis, kebutuhan dinas kantor, alat bantu transaksi, kamu yang lebih memahaminya. Kalau kamu memiliki kebiasaan selalu membayar lunas tagihan kartu kreditmu atau lebih dari jumlah pembayaran minimal, itu sudah cukup baik dibandingkan dengan rekan-rekan yang memiliki kebiasaan hanya membayar jumlah tagihan minimal 10%. Bisa kamu bayangkan bunga kartu kredit saat ini adalah 2,25% per bulan, atau setara dengan 27% per tahun. Sedangkan kamu membuka deposito di bank saja paling besar return-nya hanya sekitar 7%. Apalagi tabungan? Paling hanya sekitar 2-3% per tahun. Belum lagi dipotong biaya administrasinya per bulan. Jika kamu melakukan investasi dengan return, misalnya 15% per tahun, sementara kamu sendiri masih memiliki utang kartu kredit yang tidak lunas-lunas. Artinya kamu masih defisit 27% - 15% = 12%. Asumsi nilai investasi dan utangnya sama ya.. Poinnya adalah, jika kamu masih memiliki kebiasaan membayar tagihan kartu kredit sebatas pembayaran minimal, maka kamu dibebani bunga yang sangat besar, sehingga investasi yang kamu lakukan tidak akan berarti apa-apa. Lain halnya jika kamu selalu melunasi tagihan kartu kreditmu, berarti kamu menjadikan kartu kreditmu sebagai alat bantu transaksi. Jika kamu tidak dapat melakukan hal tersebut, artinya cash flow-mu belum cukup besar, atau mungkin kamu sebenarnya berutang terlalu banyak. Baca juga : Alasan Bank Pungut Biaya Isi Ulang Uang Elektronik | Equityworld Futures Jika kamu merasa tagihan kamu tidak habis-habis, dan bingung bagaimana cara melunasinya, kamu bisa coba beberapa cara berikut: 1. Gunting kartu kredit Ini harus dilakukan agar kamu tidak dapat menggunakan kartu kreditmu lagi, sehingga utang akan habis perlahan-lahan. Nomor kartu dan CVV tidak perlu diingat-ingat juga, supaya tidak bisa belanja online. Sisakan satu saja untuk berjaga-jaga. 2. Lunasi utang kartu kredit satu-persatu Kan tadi kartu kreditnya sudah digunting semua, sekarang lunasi utang kartu kreditmu satu per satu. Mulai saja dari kartu kredit yang saldo utangnya paling besar. 3. Tutup semua kartu kredit Setelah utangnya kartu kreditnya lunas, segera tutup kartu kredit tersebut. Jangan terbuai dengan rayuan penerbit agar tetap mempertahankan kartu kredit Anda, walaupun diiming-imingi gratis iuran tahunan. Boleh saja Anda terima tawaran tersebut, tapi itu hanya untuk satu kartu kredit Anda saja. 4. Tinggalkan kartu kredit di rumah Jika Anda adalah seseorang yang sangat sulit menahan diri untuk berbelanja. Tinggalkan kartu kredit Anda di rumah, biasakan menggunakan uang tunai atau kartu debit sebagai alternatifnya. Pasti kamu akan berpikir ulang untuk berbelanja bukan? Equityworld Futures TAG : Equity World Jakarta, Equityworld Futures Jakarta, PT Equityworld Jakarta, PT Equityworld, Equityworld Futures, Equity World, PT Equityworld Futures, PT Equityworld Futures Jakarta SSC, PT EWF Equity World | Sambut Adu Penalti, Timnas Indonesia U-19 Siapkan Eksekutor Jitu
Equity World | Timnas Indonesia U-19 akan menghadapi Thailand di babak semifinal Piala AFF U-18 2017. Tim pelatih sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan dalam laga nanti, salah satunya kemungkinan adu penalti. Sesuai regulasi, bila Timnas Indonesia U-19 bermain sama kuat dengan Thailand, kedua tim langsung melakoni penalti untuk menentukan pemenang. Menyikapi hal ini, tim pelatih tetap tenang. Pasalnya, mereka sudah mempersiapkan diri, bahkan sejak pemusatan latihan dilakukan di Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Tangerang. "Latihan penalti sudah dilakukan setiap hari saat kami berlatih di SPH. Siapa pemain-pemain yang disiapkan jadi eksekutor, juga sudah disiapkan," ujar Indra Sjafri. Dia menambahkan bila dirinya berharap anak asuhnya tidak lagi membuat kesalahan yang tak perlu seperti saat melawan Vietnam, yang berujung kekalahan 0-3, Senin (11/9/2017). Hanya, Indra Sjafri enggan membeberkan kesalahan apa saja yang dilakukan anak asuhannya dalam laga itu. Baca juga : Laga Sempat Diundur, Arsenal Raih Kemenangan Perdana di Liga Europa | Equity World Selain itu, Indra mengarahkan Witan Sulaeman dan kawan-kawan untuk bermain dengan nyaman dan setenang mungkin karena kami tak lagi mengejar banyak gol seperti saat melawan Brunei lalu," lanjut pelatih 54 tahun itu. Timnas Indonesia U-19 memang tak butuh banyak gol untuk bisa ke final. Kemenangan dengan skor tipis atas Thailand akan mengantar mereka ke final Piala AFF U-18 2017. Equity World TAG : Equity World Jakarta, Equityworld Futures Jakarta, PT Equityworld Jakarta, PT Equityworld, Equityworld Futures, Equity World, PT Equityworld Futures, PT Equityworld Futures Jakarta SSC, PT EWF |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |