Equityworld Futures | Sesi I, IHSG Turun 15 Poin ke 6.388
Equityworld Futures | Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi I siang Rabu (24/7/2019) melemah 15,2 (0,23 persen) ke level 6.388,1. Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, kumpulan saham unggulan yang tergabung dalam indeks Investor33 turun 1,4 (0,31 persen) mencapai 474,7. Sedangkan indeks LQ45 melemah 4,5 poin (0,44 persen) ke level 1.022,2. Adapun indeks berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) melemah 2,2 (0,31 persen) mencapai 692,9. Equityworld Futures Harga Emas Antam Turun Rp 2.000/Gram | Equityworld Futures Volume perdagangan hingga sesi siang ini tercatat sebanyak 158.746 miliar saham senilai Rp 5,023 triliun. Sebanyak 199 saham naik, 191 saham melemah dan 167 saham stagnan. Mayoritas pergerakan sektor saham melemah dengan penurunan terdalam saham sektor infrastruktur sebesar 1,32 persen disusul keuangan sebesar 0,42 persen. Sementara sektor saham yang menguat di antaranya aneka industri sebesar 0,94 persen.
0 Comments
Equity World | Ekspektasi Kebijakan Agresif The Fed Turun, Wall Street Naik
Equity World | Wall Street ditutup menguat pada Senin (22/7/2019) waktu setempat. Penguatan itu didorong oleh berkurangnya ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan agresif Bank Sentral AS atau The Federal Reserve. S&P 500 naik 0,3% ditutup pada 2.985,03 karena sektor teknologi melesat. Nasdaq Composite naik 0,7% menjadi 8,204.14. Dow Jones Industrial Average naik 17,70 poin, atau 0,1%, menjadi 27,171.90. Tetapi penurunan 1% terjadi pada Boeing yang sehingga kenaikan indeks terbatas. Saham Boeing jatuh setelah Fitch menurunkan prospek produsen pesawat menjadi negatif. Saham teknologi naik 1%, dipimpin oleh perusahaan pembuat chip. Applied Materials, Micron Technology, dan Lam Reasearch naik setidaknya 3,7%. Setidaknya seperempat dari S&P 500 pada minggu ini melaporkan pendapatannya, termasuk kelompok FAANG (Facebook, Alphabet dan Amazon, Netflix, serta Google) bersama dengan blue chips seperti McDonald dan Boeing. Saham Facebook, Amazon, dan Alfabet ditutup menguat. "Sangat menyenangkan melihat perusahaan mengalahkan ekspektasi," ujar analis di Informa Financial Intelligence Ryan Nauman dilansir CNBC International, Selasa (23/7/2019). Sejauh ini, 15% dari S&P 500 telah membukukan hasil triwulanan. Dari perusahaan-perusahaan itu, 78,5% telah melampaui ekspektasi analis untuk pendapatan, sementara 67% melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, menurut data FactSet. Pekan lalu, saham-saham membukukan penurunan mingguan terbesar sejak Mei. Ini karena investor mencerna laporan pendapatan perusahaan dan sinyal pada potensi langkah kebijakan Fed. Equity World ASEAN Schools Games 2019: Indonesia Panen Emas di Atletik | Equity World Komentar dari Presiden The Fed New York, John Williams awalnya mendorong investor menilai kemungkinan besar penurunan suku bunga oleh bank sentral, sebesar 50 basis poin. Dalam sebuah pidato pada Kamis, Williams mengatakan bahwa lebih baik bagi bank sentral untuk "mengambil langkah-langkah pencegahan dari pada menunggu bencana terungkap." Namun, The Fed New York kemudian mencoba untuk menjelaskan kembali pernyataan Williams. "Ini adalah pidato akademik tentang 20 tahun penelitian, bukan tentang tindakan kebijakan potensial pada pertemuan FOMC mendatang," tulis The Fed New York. Menurut FedWatch CME Group, ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga 25 basis akhir bulan ini berada di 75,5%. Presiden AS Donald Trump, yang mengkritisi keputusan The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali tahun lalu, menyarankan bahwa Fed harus memotong "lebih besar" pada pertemuan 30-31 juli yang akan datang. Equity World | Bursa saham Tokyo dibuka lebih rendah, ikuti kerugian di Wall Street
Equity World | Bursa saham Tokyo dibuka lebih rendah pada perdagangan Senin pagi, menyusul penurunan Wall Street akhir pekan lalu karena berkurangnya harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS bulan ini untuk mendukung ekonomi. Pada pukul 09.15 waktu setempat, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) mengalami kerugian 103,32 poin atau 0,48 persen, dari tingkat penutupan Jumat (19/7/2019)menjadi diperdagangkan di 21.363,67 poin. Equity World Harga Emas Antam Turun ke Rp 704.000/Gram | Equity World Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo turun 5,60 poin atau 0,36 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.558,36 poin. Saham-saham instrumen presisi, pertanian dan perikanan, serta saham-saham berorientasi makanan paling banyak menurun di menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi. Equityworld Futures | Bara Perang Dagang AS-China akan Buat Wall Street Jatuh Lagi
Equityworld Futures | Wall Street akan dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 26 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 46 poin. Walau sudah melemah cukup dalam pada perdagangan kemarin (17/7/2019), Wall Street masih kesulitan untuk bangkit. Pada perdagangan kemarin, indeks Dow Jones ditutup melemah 0,42%, indeks S&P 500 jatuh 0,65%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 0,46%. Kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China akan memanas menjadi faktor yang memicu aksi jual di bursa saham AS. Kemarin waktu setempat, Wall Street Journal melaporkan bahwa proses negosiasi dagang AS-China kini mandek, seperti dilansir dari CNBC International. Penyebabnya, kedua negara tak mampu mencapai kata sepakat terkait dengan kasus Huawei. Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS. Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah. Sejatinya pasca Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump mengatakan bahwa dirinya akan melonggarkan sanksi yang diberikan terhadap Huawei. Namun, hingga kini AS masih menimbang seberapa besar keringanan yang akan diberikan kepada raksasa pembuat perangkat telekomunikasi asal China tersebut. Kabar negatif terkait negosiasi dagang AS-China ini datang sehari pasca Trump melempar komentar yang begitu pedas. Dalam rapat kabinet di Gedung Putih yang digelar pada hari Selasa (16/7/2019), Trump menekankan bahwa AS dapat mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 325 miliar jika diperlukan. Equityworld Futures Sinyal Agresif The Fed Bikin Wall Street Kinclong | Equityworld Futures "Ada produk impor senilai US$ 325 miliar yang bisa kita kenakan bea masuk baru jika kita mau," kata Trump, dilansir dari Bloomberg. Perkembangan yang ada dalam beberapa waktu terakhir sangat mungkin untuk membuat perang dagang kedua negara justru tereskalasi. Jika ini yang terjadi, AS bisa mengalami yang namanya hard landing, mengingat China merupakan mitra dagang yang sangat penting bagi AS. Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5% pada tahun 2019, sebelum kemudian turun drastis menjadi 1,7% pada tahun 2020. Pada tahun 2018, perekonomian AS tumbuh hingga 2,9%, menandai laju pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2015 silam. Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di Wall Street seperti Morgan Stanley dan Microsoft. Pada pukul 19:30 WIB, angka klaim tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 13 Juli 2019 akan dirilis. Equityworld Futures | Negosiasi Dagang AS-China Mandek, Bursa Saham Asia Berguguran
Equityworld Futures | Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei jatuh 0,62%, indeks Shanghai turun 0,34%, indeks Hang Seng melemah 0,7%, indeks Straits Times terkoreksi 0,45%, dan indeks Kospi berkurang 0,19%. Perang dagang AS-China menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning. Wall Street Journal melaporkan bahwa proses negosiasi dagang AS-China kini mandek lantaran keduanya tak mampu mencapai kata sepakat terkait dengan kasus Huawei, dilansir dari CNBC International. Seperti yang diketahui, pada bulan Mei Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS. Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah. Sejatinya pasca Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Jepang pada akhir bulan lalu, Trump mengatakan bahwa dirinya akan melonggarkan sanksi yang diberikan terhadap Huawei. Namun, hingga kini AS masih menimbang seberapa besar keringanan yang akan diberikan kepada raksasa pembuat perangkat telekomunikasi asal China tersebut. Equityworld Futures Pemeran GIIAS 2019 Dibuka, Saham Astra & Indomobil Menguat | Equityworld Futures Kabar negatif terkait negosiasi dagang AS-China ini datang sehari pasca Trump melempar komentar yang pedas. Dalam rapat kabinet di Gedung Putih yang digelar pada hari Selasa (16/7/2019), Trump menekankan bahwa AS dapat mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 325 miliar jika diperlukan. "Ada produk impor senilai US$ 325 miliar yang bisa kita kenakan bea masuk baru jika kita mau," kata Trump, dilansir dari Bloomberg. Perkembangan yang ada dalam beberapa waktu terakhir sangat mungkin untuk membuat perang dagang kedua negara justru tereskalasi. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |