PT Equity World | Turun Nih, Harga Emas 24 Karat Antam Hari Ini, Rabu 23 Juni 2021
PT Equity World | Harga emas batangan 24 karat PT Aneka Tambang Tbk., Rabu (23/6/2021) terpantau turun dibandingkan dengan harga harga kemarin. Berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram dijual senilai Rp930.000, turun Rp2.000 dibandingkan dengan posisi Selasa, (22/6/2021). Sementara emas satuan terkecil dengan ukuran 0,5 gram dijual Rp515.000, turun Rp1.000 dari harga sebelumnya. Sementara itu untuk harga emas 24 karat ukuran 5 gram hari ini dibanderol Rp4.425.000. Selanjutnya emas batangan dengan satuan 10 gram dijual dengan harga Rp8.795.000. Kilaunya Meredup, Harga Emas Hari Ini di Level Rp930.000 | PT Equity World Harga emas untuk satuan 50 gram dibanderol Rp43.645.000 sedangkan untuk cetakan berukuran 100 gram dapat ditebus dengan harga Rp87.212.000. Adapun ukuran 1.000 gram dibanderol Rp870.600.000. Sementara itu, harga jual kembali (buyback) emas Antam berada di level Rp827.000 per gram, yang mengalami penurunan harga sebesar Rp2.000 dibandingkan dengan harga Selasa (22/6/2021). Harga jual kembali ini belum mempertimbangkan pajak jika nominalnya lebih dari Rp10 juta. Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke PT ANTAM Tbk. dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen (untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buy back. Sementara untuk pembelian emas batangan akan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen (untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non NPWP). Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.
0 Comments
PT Equity World | Wall Street Rebound, Bursa Asia Oke, IHSG Pede Menguat!
PT Equity World | Bursa saham domestik pada perdagangan Selasa ini (22/6) berpeluang berbalik menguat seiring dengan kenaikan indeks Dow Jones Wall Street AS di awal pekan ini. Senin kemarin (21/6/2021), IHSG ditutup melemah sebesar 0,18% ke level 5.996,25 poin dengan nilai transaksi Rp 13,58 triliun. Pelaku pasar asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 2,09 triliun. Pelemahan ini terutama dibayangi sentimen tapering (pengurangan pembelian obligasi) oleh bank sentral AS The Fed dan kenaikan jumlah kasus positif Corona di dalam negeri. Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, IHSG diperkirakan IHSG berpeluang terjadi pembalikan arah alias menguat didorong rebound-nya Indeks Dow Jones (DJIA) di Bursa AS, Wall Street, sebesar 1,76% pada perdagangan Senin kemarin waktu AS. Ada Aksi Bargain Hunting, Harga Emas Jadi 'Manggung' Lagi | PT Equity World Meski demikian, ada beberapa faktor pemberat laju IHSG, antara lain, terdepresiasinya rupiah, naiknya yield obligasi tenor 10 tahun serta makin mengganasnya amukan Covid-19 yang berpotensi membuat lumpuhnya fasilitas kesehatan di beberapa kota di Indonesia. "IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 5.951 - 6.043," kata Edwin, Selasa (22/6/2021). Sementara itu, Samuel Sekuritas juga memproyeksikan, IHSG diperkirakan akan rebound pada perdagangan Selasa ini. Beberapa katalis positif antara lain, kenaikan sejumlah harga komoditas diantaranya timah +1,05%, nikel +1,78%, minyak brent +1,8% dan minyak sawit mentah atau CPO -0,8%. Selain itu, pemerintah mempertebal kebijakan PPKM Mikro yang akan berlaku mulai 22 Juni hingga 5 Juli 2021. Beberapa kebijakan di antaranya pembatasan mall dan tempat makan dengan kapasitas maksimal 25% dan jam operasional sampai dengan pukul 20:00. Perkantoran zona merah wajib WFH 75% dan zona lainnya 50%, serta penutupan area publik/tempat wisata zona merah untuk menekan penularan virus Covid-19. "Kami perkirakan IHSG akan dapat rebound pada perdagangan hari ini," tulis Samuel Sekuritas, dalam risetnya. Dari bursa Asia, tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,79%, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,14%, Shanghai Composite China menguat 0,32%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,31%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,7%. PT Equity World | Senin Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Turun, Nikkei Anjlok 2%
PT Equity World | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka turun pada perdagangan Senin pagi (21/6/2021). Investor mengantisipasi keputusan Tiongkok yang akan mengumumkan suku bunga pinjaman acuan terbaru hari ini dan juga sinyal Fed terkait lonjakan inflasi. Saham Jepang memimpin kerugian regional, dengan Nikkei 225 jatuh 2% sementara indeks Topix turun 1,79%. Kospi Korea Selatan turun 0,86%. Sementara itu, saham di Australia tergelincir, dengan S&P/ASX 200 turun 0,65%. Return IHSG termasuk yang terendah di antara bursa saham Asia | PT Equity World Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,23% lebih rendah. Suku Bunga Dasar Pinjaman (LPR) satu tahun terbaru China diperkirakan akan keluar pada pukul 09:30 HK/SIN pada hari Senin. Mayoritas analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan tidak ada perubahan pada Suku Bunga Dasar Pinjaman satu tahun serta LPR lima tahun. Mata Uang dan Minyak Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 92,251 setelah naik baru-baru ini dari level di bawah 91,2. Yen Jepang diperdagangkan pada 110,19 per dolar, lebih kuat dari level di atas 110,5 terhadap greenback yang terlihat minggu lalu. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7502, masih berjuang untuk pulih setelah jatuh minggu lalu dari atas $0,768. Harga minyak lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,18% menjadi $73,64 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 0,27% menjadi $71,83 per barel. Equity World | Usai Jiper Soal The Fed, Pasar Hadapi Dua Situasi Buruk Ini
Equity World | Pelaku pasar berada dalam kewaspadaan pada Kamis (17/6/2021) terlihat dari koreksi di bursa saham, pasar uang, sementara imbal hasil (yield) obligasi pemerintah menguat. Hari ini, tekanan masih besar terutama dipicu kabar buruk pandemi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup dengan depresiasi 10,1 poin (+0,17%) ke 6.068,44 setelah nyaris sepanjang hari berada di zona merah. Tercatat 327 saham terkoreksi, 179 lain terapresiasi, dan 145 sisanya stagnan. Nilai transaksi tercatat meningkat sebesar Rp 13,5 triliun, dibandingkan dengan posisi Rabu (Rp 12 triliun). Namun, kekhawatiran seputar taper tantrum-berupa kaburnya dana asing ke negara maju-justru menerpa pemodal lokal, mengingat investor asing malah mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 181 miliar di pasar reguler. Saham sektor perbankan tertekan, begini rekomendasi Samuel Sekuritas | Equity World Para pemodal asing tersebut terutama melakukan pembelian di saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp 133 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 126 miliar. Sebaliknya, penjualan terjadi pada saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang dilego Rp 36 miliar dan PT BFI Finance Tbk (BFIN) senilai Rp 34 miliar. Koreksi IHSG mengikuti tren global dan regional, mengingat mayoritas bursa Asia kemarin juga melemah, kecuali bursa Hong Kong dan China yang bertahan di jalur hijau menyambut rilis data ekspor China per Mei yang melaporkan lonjakan ekspor sebesar 27,9% secara tahunan. Koreksi terjadi merespons pengumuman bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menaikkan ekspektasi inflasi pada tahun 2021 dan memperkirakan penaikan suku bunga acuan bisa dilakukan pada 2023. Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) tak mengubah suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) di level mendekati nol, yakni 0-0,25%, tetapi mengindikasikan bahwa kenaikan bisa terjadi secepatnya pada 2023 sebanyak dua kali. Padahal pada Maret lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan tidak akan ada kenaikan suku bunga acuan setidaknya sampai dengan 2024. Dokumen dot plot yang menunjukkan ekspektasi anggota FOMC mengindikasikan bahwa kenaikan bisa terjadi dua kali pada 2023. Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), sesuai dengan ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate ditahan di 3,5%. Namun, investor di pasar uang memilih posisi short (jual) rupiah, sehingga kurs Mata Uang Garuda itu sempat anjlok nyaris 1% mendekati Rp 14.400/US$. Di penutupan perdagangan, rupiah melemah 0,81% ke Rp 14.350/US$, yang juga merupakan terburuk di Asia. Mata Uang Tanah Air ini sudah melemah 4 hari beruntun. Sementara itu, harga mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah kecuali SBN berjangka pendek tenor 1 tahun dan 3 tahun. Yield SBN bertenor 1 tahun turun 1,9 basis poin (bp) ke 3,5% sedangkan SBN berjatuh tempo 3 tahun turun 6,3 bp ke 4,494%. Sebaliknya, yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan acuan pasar naik 1,6 bp ke 6,476%. Yield berlawanan arah dari harga sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Equity World | Harga emas turun lebih 1% setelah The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga 20236/17/2021 Equity World | Harga emas turun lebih 1% setelah The Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga 2023
Equity World | Harga emas tergelincir lebih dari 1% pada hari Rabu (16/6), setelah petinggi Federal Reserve AS mengajukan proyeksi untuk kenaikan suku bunga pasca-pandemi pertama ke tahun 2023. Melansir Reuters, harga emas spot turun 1,1% menjadi US$1.839,06 per ons troi, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 14 Mei di US$1.833,65. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3% pada US$1.861,40 Dalam proyeksi barunya, 11 dari 18 pejabat Fed memproyeksikan setidaknya dua seperempat poin kenaikan suku bunga untuk tahun 2023. Bahkan ketika para petinggi dalam pernyataan mereka berjanji untuk menjaga kebijakan tetap mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan pekerjaan yang sedang berlangsung. "The Fed memiliki rencana permainan bahwa mereka akan menghapus semua akomodasi ini dan itu hanya reaksi awal (dalam emas)," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, menambahkan bahwa Fed lebih hawkish daripada pasar diharapkan dan emas bisa jatuh lebih jauh menuju US$1.830. Namun bank sentral mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek mendekati nol dan mengatakan akan terus membeli obligasi US$ 120 miliar setiap bulan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Nasib Harga Emas Hari Ini, 17 Juni 2021: Amblas Makin Parah! | Equity World Emas semakin terpukul oleh lonjakan dolar dan imbal hasil setelah pengumuman tersebut. Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan. "Tetapi The Fed tidak akan memimpin dalam pengetatan terhadap bank sentral utama lainnya dan itu akan menjadi salah satu yang terakhir melakukan pengetatan, memungkinkan pelemahan dolar tetap utuh sepenuhnya" yang seharusnya mendukung emas, kata Moya. Pelaku pasar sekarang mencermati konferensi pers Gubernur The Fed Jerome Powell setelah pernyataan itu. Powell mengatakan kebijakan Fed akan terus memberikan dukungan "kuat" untuk ekonomi dan menandai kekhawatiran atas pemulihan ekonomi. Dia juga mengatakan inflasi bisa berubah menjadi lebih tinggi dan lebih persisten dari yang diharapkan. Di tempat lain, harga perak naik 0,3% menjadi US$27,71 per ons troi, paladium naik 1,6% menjadi US$2.805,86 dan platinum turun 1,6% menjadi US$1.134,50. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |