Equity World | Wabah Corona Ganggu Bisnis Apple, Wall Street Dibuka Memerah
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada Selasa (18/2/2020) setelah raksasa teknologi Apple mengakui target kinerja kuartal kedua tahun ini bakal sulit dicapai akibat wabah corona. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 125 poin (-0,4%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan sedikit menipis menjadi 99,2 poin (-0,34%) selang 15 menit kemudian ke 29.298,8. Indeks Nasdaq tertekan 22,7 poin (-0,2%) ke 9.710,1 dan S&P 500 minus 6,6 poin (-0,19%) ke 3.373,6. Apple menilai perlambatan produksi dan pelemahan permintaan di China akibat wabah corona bakal menekan kinerja kuartal. Semula, perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini membidik penjualan senilai US$ 63 miliar hingga US$ 67 miliar kuartal depan. "Di satu sisi memang mengecewakan, tapi saat ini kami tak menganggap ini mengejutkan dan masih berekspektasi bahwa isu tersebut bakal bersifat temporer," tutur Chris Caso, analis Raymond James, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International. Semua produksi dan permintaan yang melemah itu, lanjut dia, bakal berbalik lagi setelah mitra Apple kembali beroperasi dengan skala penuh dan setelah fasilitas ritel di China berbalik menjadi normal. Equity World Wih, Ada Perusahaan Migas RI Melantai di Wall Street | Equity World Di sisi lain, saham Walmart yang diperkirakan tertekan setelah merilis laporan keuangan per kuartal IV-2019 yang tak memenuhi ekspektasi pasar, justru berbalik mencatatkan penguatan pada sesi pembukaan. Kabar Apple itu memperburuk sentimen pasar hari ini yang sedang tertekan akibat wabah corona. Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tambahan korban jiwa akibat wabah corona sebanyak 98 orang di negeri itu, dan 1.886 kasus baru. Total, jumlah korban meninggal mencapai 1.868 orang dan jumlah yang terinfeksi sebanyak 72.346 orang. Di tengah kondisi tersebut, pelaku pasar juga mengantisipasi rilis Asosiasi Pengembang Perumahan Nasional (National Association of Home Builders/NAHB) per Februari pada pukul 10:00 waktu setempat.
0 Comments
Equity World | IHSG Selasa ditutup menguat di tengah koreksi bursa saham Asia
Equity World | Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat di tengah koreksi bursa saham regional Asia. IHSG ditutup menguat 19,44 poin atau 0,33 persen ke posisi 5.886,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,11 poin atau 0,22 persen menjadi 956,28. "Meskipun faktor "global uncertainty" masih kuat, penguatan IHSG sangat dipengaruhi oleh terjaminnya stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan sehingga memberikan katalis positif bagi meningkatnya "capital inflow" yang mengalir ke pasar modal di Tanah Air," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Selasa. Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat dan bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Equity World Corona, Resesi, dan Bursa Saham Asia yang Ambyar | Equity World Secara sektoral, sembilan sektor meningkat dimana sektor industri dasar naik paling tinggi yaitu 1,86 persen, diikuti sektor properti dan sektor pertambangan masing-masing 1,47 persen dan 0,86 persen. Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor keuangan sebesar 0,35 persen. Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp260,9 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 397.393 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,77 miliar lembar saham senilai Rp5,97 triliun. Sebanyak 219 saham naik, 146 saham menurun, dan 162 saham tidak bergerak nilainya. Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei melemah 329,4 poin atau 1,4 persen ke 23.193,8, indeks Hang Seng melemah 429,4 poin atau 1,54 persen ke 27.530,2, dan indeks Straits Times melemah 17,29 poin atau 0,54 persen ke 3.195,71. Equity World | Harga Emas Antam Terseret ke Rp779 Ribu per Gram
Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp779 ribu per gram pada Senin (17/2) atau turun Rp1.000 per gram dari sebelumnya Rp780 ribu per gram. Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) yang merosot Rp1.000 per gram ke level Rp696 ribu per gram pada hari ini. Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp414 ribu, 2 gram Rp1,51 juta, 3 gram Rp2,24 juta, 5 gram Rp3,72 juta, 10 gram Rp7,37 juta, 25 gram Rp18,3 juta, dan 50 gram Rp36,54 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp73 juta, 250 gram Rp182,25 juta, 500 gram Rp364,3 juta, dan 1 kilogram Rp728,6 juta. Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen. Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.584,8 per troy ons atau turun 0,1 persen. Penurunan juga terjadi pada harga emas di perdagangan spot sebesar 0,12 persen ke US$1.582,08 per troy ons pada pagi ini. Equity World Dolar AS Masih Perkasa, Harga Emas Dibuat Tak Berkutik | Equity World Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pergerakan harga emas masih dipengaruhi sentimen penyebaran virus corona. Menurutnya, pasar masih khawatir terhadap dampak virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu sehingga harga emas berpotensi menguat. "Apalagi pasar meragukan data yang diumumkan oleh pemerintah China. Hari Minggu (16/2) kemarin, China melaporkan penambahan jumlah kasus dan kematian baru akibat virus corona yang jumlahnya sama dengan mendekati kenaikan sebelumnya dengan metode baru," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (17/2) pagi. Selain itu, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kembali turun ke kisaran 1,58 persen yang bisa menahan pelemahan harga emas. Lebih lanjut ia memperkirakan, harga emas dunia akan bergerak di kisaran US$1.578 hingga US$1.588 per troy ons. PT Equityworld | Dolar Kian Perkasa, jadi Penghalang Kenaikan Harga Emas
PT Equityworld | Harga emas di pasar spot turun tipis seolah tak bergerak pada perdagangan hari ini. Virus corona masih menghantui pasar, tetapi dolar yang perkasa jadi penghalang untuk harga si logam mulia kembali merangkak naik. Update terbaru data John Hopkins CSSE, sampai hari ini jumlah orang yang terinfeksi virus corona masih terus bertambah. Sudah ada 64.422 kasus dilaporkan secara global. Paling banyak dilaporkan di China dengan 63.841 kasus. Sementara jumlah kasus di lokasi lain juga terus bertambah. Sama halnya dengan korban meninggal. Jumlah penderita yang terenggut jiwanya sampai saat ini sudah mencapai 1.491 orang. Kasus kematian terbanyak ditemukan di provinsi Hubei yang mencapai 1.426. Tiga kasus kematian dilaporkan di luar China. Satu kasus di Hong Kong, satu di Jepang dan satu lainnya di Filipina. Makin tak terbendung memang epidemi akibat virus corona ini. Bank investasi global Morgan Stanley memperkirakan jika aktivitas perekonomian tidak segera kembali normal maka dampak perekonomiannya bisa menyebabkan perekonomian global terpangkas hingga 30-75 basis poin. Usai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mereda, kini giliran wabah virus corona yang mengancam perekonomian global. Ketika perekonomian global kembali dibayangi oleh perlambatan, aset-aset minim risiko biasanya diburu. Salah satunya adalah emas. Perburuan emas biasanya membuat harganya jadi ikut terangkat. Namun ternyata itu tak terjadi hari ini. Pada Jumat (14/2/2020), harga emas berada di level US$ 1.575,37/troy ons. Harga si logam mulia turun tipis 0,05% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Jelang libur tahun baru China (imlek) harga emas memang melesat tinggi. Bahkan mencapai level tertingginya di US$ 1.589/troy ons pada akhir bulan Januari lalu. Setelah itu harga emas melorot. PT Equityworld Hari Ini Harga Emas Antam Naik Rp 3.000, Jadi Berapa? | PT Equityworld Libur tahun baru imlek biasanya membuat permintaan emas di China melambat. Apalagi seperti sekarang saat wabah virus corona makin merebak dan libur tahun baru diperpanjang. Perdagangan menjadi sepi sehingga jadi salah satu faktor penyebab melambatnya permintaan emas China. China merupakan negara pembeli emas terbesar di dunia, mengungguli India. Jadi wajar saja kalau apa yang terjadi di China bisa menggerakkan harga si logam mulia. Harga emas yang sudah mahal juga jadi faktor lain yang memberatkan langkah emas untuk bergerak naik. Di sepanjang tahun 2019, harga emas sudah naik 18%. Bahkan sampai saat ini pun harga emas masih berada di rentang level tertingginya. Apalagi saat ini dolar sedang perkasa, emas jadi lebih mahal faktor inilah yang membuat harga emas menjadi sulit untuk bergerak secara bebas. Indeks dolar adalah salah satu indikator yang mengukur keperkasaan dolar AS di hadapan enam mata uang negara lain. Sejak awal tahun, indeks dolar terus menguat, posisi terakhir indeks dolar untuk hari ini adalah 99,125 dan tertinggi sejak 9 Oktober tahun lalu. Equity World | Lonjakan Terbesar Korban Meninggal Corona, Bursa Saham Asia Turun
Equity World | Bursa saham Asia pada Kamis (13/2) bergerak di zona merah setelah pemerintah Tiongkok mengumumkan lonjakan harian terbesar korban meninggal akibat virus corona. Komisi kesehatan provinsi Hubei, Tiongkok, melaporkan jumlah korban meninggal akibat virus yang bernama resmi COVID-19 itu bertambah 242 menjadi 1.310 orang hingga Rabu (12/2). Ini merupakan lonjakan harian terbesar sepanjang epidemi ini berlangsung. Sebelumnya rekor tambahan korban meninggal tertinggi mencapai 103 orang pada Senin 10 Februari 2020. Adapun jumlah korban terinfeksi saat ini hampir mencapai 60.000 orang di Tiongkok. Kabar menyedihkan tersebut mengantarkan mayoritas bursa saham utama Asia terkoreksi pagi ini, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks Shanghai yang dalam tren positif sejak anjlok 7,72% pada awal Februari pagi ini terkoreksi 0,53%. Menyusul indeks Tiongkok, IHSG terkoreksi 0,46%, kemudian Strait Times turun 0,19%, Hang Seng turun 0,14%, dan Nikkei turun 0,12%. Sementara ini hanya indeks Kospi yang melaju kuat di jalur hijau, naik 0,32%. Padahal bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street menutup perdagangan dengan mencetak rekor baru pada tiga indeks utamanya. Indeks Dow Jones naik 0,94% ke level 29.551,42; Nasdaq naik 0,9% ke level 9.725,96; dan S&P 500 naik 0,65% ke level 3.379,45. Equity World Wall Street Cetak Rekor, Bursa Saham Asia Kompak Naik | Equity World Sebelumnya bursa saham Asia berada dalam tren positif selama beberapa hari terakhir seiring dengan turunnya jumlah kasus baru positif terinfeksi virus corona. Berbagai pihak menilai hal tersebut sebagai tanda wabah virus corona telah mencapai puncaknya. "Tepat ketika pasar menerima gagasan bahwa peningkatan infeksi COVID-19 menurun, lonjakan drastis dalam jumlah korban meninggal di Hubei telah menyadarkan pasar," kata kepala riset Asia di Grup ANZ Khoon Goh, seperti dikutip Bloomberg. Dia menjelaskan bahwa virus corona dapat membuat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat signifikan menjadi hanya tumbuh 3,2 – 4%, atau jauh di bawah proyeksi sebelumnya sebesar 5%. Pemerintah Tiongkok pun telah menyerukan upaya untuk meminimalkan dampak dari wabah, dan berjanji untuk membantu perusahaan di sana mengantisipasi kejatuhan ekonomi. Adapun Tiongkok adalah importir dan konsumen minyak terbesar di dunia. Merebaknya wabah virus corona telah mengantarkan harga minyak jatuh sejak awal tahun ini dari level US$ 63 – 68 per barel menjadi US$ 51 – 55 per barel. |
AuthorPT. Equityworld Futures merupakan salah satu anggota Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) yang resmi berdiri pada tahun 2005. |